Iran Desak Biden Hentikan Perilaku 'Barbar' AS, Minta Sanksi Dicabut

Iran Desak Biden Hentikan Perilaku 'Barbar' AS, Minta Sanksi Dicabut

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Jumat, 04 Des 2020 12:10 WIB
Joe Biden: Trump mengirimkan pesan merusak dan akan diingat sebagai salah satu presiden yang paling tidak bertanggung jawab dalam sejarah Amerika
Foto: Joe Biden (BBC World)
Teheran -

Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran mendesak Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden untuk meninggalkan perilaku "barbar" Washington. Dia meminta Biden mencabut sanksi yang melumpuhkan negaranya dan menolak pembicaraan tentang negosiasi ulang kesepakatan nuklir 2015.

Dilansir AFP, Jumat (4/12/2020) Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan bahwa ketika Presiden Donald Trump meninggalkan perjanjian penting itu, AS telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung perjanjian itu.

"AS telah melakukan pelanggaran besar terhadap resolusi itu karena pemerintahan Trump telah menjadi rezim yang barbar," kata Zarif dalam wawancara online yang diadakan sebagai bagian dari acara Dialog Mediterania.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Sekarang jika Presiden terpilih Biden ingin terus menjadi rezim yang barbar, maka dia dapat terus meminta negosiasi untuk melaksanakan komitmennya," tambahnya.

Dia meminta AS berhenti melakukan pelanggaran internasionalnya.

"Amerika Serikat harus berhenti, Amerika Serikat harus menghentikan pelanggaran hukum internasionalnya. Tidak memerlukan negosiasi apa pun," cetusnya.

Ketegangan lama AS-Iran selama puluhan tahun meningkat setelah Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi-sanksi yang telah memukul ekonomi Iran.

Biden telah mengisyaratkan dia akan mengembalikan AS ke kesepakatan tersebut, yang menawarkan pencabutan sanksi internasional terhadap Iran dengan imbalan jaminan, dengan diverifikasi oleh PBB, bahwa program nuklirnya tidak memiliki tujuan militer.

Biden mengatakan kepada New York Times minggu ini bahwa jika Iran kembali patuh, AS akan bergabung kembali, setelah itu dia akan berusaha untuk memperketat batasan nuklir Iran dan mengatasi kekhawatiran tentang program rudalnya dan dukungan Iran untuk militan di wilayah tersebut.

Tapi Zarif mengatakan: "Kami tidak akan menegosiasikan kembali kesepakatan yang kami negosiasikan."

Zarif menambahkan bahwa kekuatan Barat harus melihat perilaku mereka sendiri sebelum mengkritik Iran.

"Tahun lalu Barat menjual lebih banyak senjata ke Teluk Persia daripada yang dijual ke bagian lain di dunia mana pun. Senjata senilai lebih dari US$ 100 miliar telah dijual ke wilayah ini. Apakah Barat siap menghentikan perilaku jahat ini?" tutur Zarif.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads