Amerika Serikat (AS) mencatat 10 ribu kematian akibat virus Corona (COVID-19) dalam sepekan. Para pejabat negara bagian AS dan otoritas kesehatan setempat memperingatkan bahwa masa liburan Thanksgiving pekan lalu kemungkinan membuat banyak kasus Corona yang tidak tercatat.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (1/12/2020), analis terbaru Reuters terhadap laporan otoritas negara bagian dan distrik-distrik AS menunjukkan jumlah kasus baru di AS menurun 3,8 persen dalam sepekan hingga 29 November. Angka kematian akibat Corona di AS untuk periode yang sama juga menurun 3,9 persen.
Para pejabat kesehatan setempat menyebut bahwa kebanyakan pusat tes Corona tutup saat perayaan Thanksgiving yang jatuh pada Kamis (26/11) lalu dan sejumlah laboratorium swasta mengurangi stafnya atau tutup pada Jumat (27/11) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkiraan para pejabat kesehatan setempat menyebut jumlah kasus baru dan angka kematian pada pekan ini mungkin akan sangat tinggi karena tumpukan data dari pekan lalu. Rumah-rumah sakit di AS yang tidak tutup saat masa liburan, mungkin memberikan data yang paling akurat untuk sepekan lalu.
Jumlah pasien Corona yang rawat inap mencapai rekor tertinggi pada Minggu (29/11) waktu setempat, dengan mencapai nyaris 93 ribu orang. Angka tersebut naik 11 persen dibandingkan pekan lalu dan mencapai dua kali lipat lebih banyak dibandingkan sebulan lalu.
Laporan Reuters menyebut sedikitnya 10 ribu kematian akibat Corona dan lebih dari 1,1 juta kasus baru tercatat di AS dalam sepekan lalu.
Analisi Reuters menunjukkan jumlah kasus Corona di negara bagian Washington mengalami kenaikan 91 persen dalam sepekan lalu -- tambahan kasus tertinggi di AS. Sementara itu, jumlah kasus Corona di California dilaporkan naik 31 persen dan di New York naik 25 persen.
Untuk angka kematian, negara bagian Illinois melaporkan 831 kematian akibat Corona dalam sepekan lalu -- tambahan kematian tertinggi di AS. Negara bagian Texas mencatat tambahan 806 kematian dalam sepekan lalu.
Data dari Proyek Pelacakan COVID -- relawan yang melacak wabah Corona -- menunjukkan di seluruh wilayah AS, sekitar 9,8 persen hasil tes menunjukkan positif Corona selama tiga minggu berturut-turut. Dari 50 negara bagian AS, sebanyak 29 negara bagian memiliki angka tes positif di atas 10 persen. Angka tes positif tertinggi ada di Iowa yang mencapai 50 persen, lalu Idaho yang mencapai 44 persen dan South Dakota yang mencapai 41 persen.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap angka tes positif di atas 5 persen mengkhawatirkan karena menunjukkan adanya lebih banyak kasus Corona di tengah masyarakat yang belum terungkap.
Sebelumnya, pakar penyakit menular terkemuka AS, Anthony Fauci, memperingatkan warga AS untuk bersiap menghadapi lonjakan kasus Corona dalam 2-3 pekan ke depan. Lonjakan diprediksi terjadi setelah marak aktivitas perjalanan saat liburan Thanksgiving yang membuat bandara-bandara AS mengalami pekan tersibuk.
AS sejauh ini masih menempati peringkat teratas sebagai negara dengan total kasus dan total kematian akibat Corona tertinggi di dunia. Data penghitungan terbaru Johns Hopkins University (JHU) menunjukkan total 13.541.221 kasus Corona terkonfirmasi di AS, dengan 268.045 kematian.