Sebelumnya, kota itu, di bawah kesepakatan dengan serikat guru, telah membatalkan semua kelas tatap muka pada 19 November. Hal itu terjadi di tengah kebangkitan COVID-19 dengan tingkat positive rate yang naik dari satu persen menjadi 3,1 persen.
Keputusan itu membuat marah banyak orang tua, yang mengatakan tidak masuk akal untuk menutup sekolah, dengan tingkat penularan yang relatif rendah, sementara bar dan restoran tetap buka. Mereka menunjuk pada contoh Eropa, di mana sebagian besar sekolah tetap buka.
New York pertama kali menutup 1.800 sekolah umum pada 16 Maret karena kasus virus Corona melonjak. Mereka tetap tutup hingga Juni.
Setelah liburan musim panas, New York menjadi kota besar AS pertama yang sebagian memulai kembali kelas tatap muka. Sekitar 300.000 dari 1,1 juta siswa sistem kembali ke ruang kelas.
(rdp/rdp)