Warga Amerika Serikat (AS) diminta bersiap menghadapi 'lonjakan demi lonjakan' kasus virus Corona (COVID-19) saat jutaan orang kembali pulang setelah liburan Thanksgiving. Masa liburan diketahui membuat bandara-bandara AS sibuk.
Seperti dilansir AFP, Senin (30/11/2020), peringatan itu disampaikan oleh pakar penyakit menular terkemuka AS, Anthony Fauci, pada Minggu (29/11) waktu setempat.
AS sejauh ini masih menempati peringkat teratas sebagai negara dengan total kasus dan total kematian akibat Corona tertinggi di dunia. Data penghitungan Johns Hopkins University (JHU) menunjukkan total 13.384.651 kasus Corona terkonfirmasi di AS, dengan 266.875 kematian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hampir pasti akan ada peningkatan karena apa yang terjadi dengan (aktivitas) perjalanan," sebut Fauci kepada program CNN 'State of the Union'.
Aktivitas perjalanan saat masa liburan Thanksgiving pada Kamis (26/11) lalu, menjadi pekan tersibuk di bandara-bandara AS sejak pandemi Corona berawal. Lonjakan kasus Corona pun diprediksi akan terjadi dalam 2-3 pekan ke depan.
"Kita mungkin melihat lonjakan demi lonjakan," sebut Fauci. "Kita tidak ingin menakut-nakuti orang, tapi itulah kenyataannya," tegasnya.
Tren lonjakan kasus Corona, menurut Fauci dan ilmuwan terkemuka AS lainnya, tergolong buruk mengingat masa liburan Natal yang akan datang juga akan memicu lebih banyak perjalanan dan acara pertemuan keluarga.
Peringatan serupa dilontarkan koordinator virus Corona Gedung Putih, Deborah Birx, yang menyinggung soal lonjakan kasus Corona di AS usai liburan akhir pekan pada Mei lalu.
"Sekarang kita memasuki gelombang pasca-Thanksgiving dengan jumlah penyakit lebih banyak tiga, empat dan 10 kali lipat di berbagai wilayah," tutur Birx kepada program televisi CBS 'Face the Nation'.
"Kami sangat khawatir," imbuhnya.
Secara terpisah saat bicara kepada Fox News Sunday, dokter bedah AS, Jerome Adams, memberikan pernyataan yang blak-blakan. "Saya ingin berbicara terus terang dengan rakyat Amerika. Ini akan menjadi lebih buruk selama beberapa pekan ke depan," ujar Adams.
Dalam 24 jam terakhir, atau hingga pukul 01.30 GMT pada Senin (30/11) waktu setempat, AS dilaporkan mencatat tambahan lebih dari 140 ribu kasus Corona dan 822 kematian di wilayahnya.