Sedikitnya delapan narapidana (napi) tewas terbunuh dalam kerusuhan yang pecah di sebuah penjara di Sri Lanka. Kerusuhan ini terjadi saat otoritas penjara berupaya mengatasi unjuk rasa para napi memprotes lonjakan kasus virus Corona (COVID-19) di dalam penjara yang penuh sesak itu.
Diketahui bahwa Sri Lanka mengalami lonjakan kasus Corona dalam sebulan terakhir. Penjara-penjara yang padat penghuninya di berbagai wilayah negara itu melaporkan ribuan kasus baru Corona.
Seperti dilansir Reuters, Senin (30/11/2020), para napi di Sri Lanka menggelar unjuk rasa di berbagai penjara dalam beberapa pekan terakhir untuk menuntut peningkatan tes Corona dan fasilitas isolasi yang baru bagi para napi yang terinfeksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerusuhan pecah di penjara Mahara yang terletak di pinggiran ibu kota Kolombo pada Minggu (29/11) waktu setempat, ketika beberapa napi menggelar aksi protes terhadap pemindahan napi-napi lain yang positif Corona dari fasilitas lainnya ke penjara Mahara.
Otoritas setempat menyebut sedikitnya 8 napi tewas dan lebih dari 50 napi lainnya luka-luka dalam kerusuhan itu.
"Kami tidak bisa menyebut secara pasti, tapi sebagian besar kematian dan luka-luka tampaknya disebabkan oleh tembakan," sebut seorang pejabat senior kepolisian setempat, Ajith Rohana, yang menyelidiki kerusuhan tersebut.
Ratusan personel kepolisian tambahan dikerahkan ke Mahara untuk membantu para sipir penjara dan memperkuat pengamanan di penjara tersebut.
"Mayoritas narapidana yang luka-luka dalam bentrokan di penjara Mahara dalam kondisi kritis," tutur Direktur Rumah Sakit Ragama, Shelton Perera, yang merawat para napi yang terluka.
Data penghitungan terbaru Johns Hopkins University (JHU) menunjukkan total 23.484 kasus Corona terkonfirmasi di Sri Lanka, dengan 116 kematian.
(nvc/ita)