Kematian akibat virus Corona di Eropa sejauh ini telah mencapai 400.000 kematian, wilayah terparah kedua di dunia, ketika beberapa bagian benua itu mulai membuka kembali toko-toko untuk musim liburan.
Eropa pada hari Sabtu (28/11) ini telah mencatat 400.649 kematian menurut penghitungan AFP, Sabtu (28/11/2020).
Inggris menyumbang hampir dua pertiga dari kematian pada 57.551 kematian, diikuti oleh Italia dengan 53.677 kematian, Prancis pada 51.914 kematian dan Spanyol dengan 44.668 kematian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Toko-toko akan kembali dibuka di Prancis pada hari Sabtu ini, sementara pusat perbelanjaan di Polandia juga akan dibuka kembali.
Belgia akan mengizinkan toko-toko untuk dibuka kembali mulai 1 Desember mendatang, tetapi akan mempertahankan semi-lockdown saat ini mungkin hingga pertengahan Januari 2021. Langkah tersebut mencerminkan pelonggaran serupa di Jerman, Luksemburg, dan Belanda.
Irlandia juga telah mengumumkan pelonggaran pembatasan untuk memungkinkan beberapa bisnis dibuka kembali dan agar keluarga-keluarga bisa berkumpul sebelum Natal.
Jerman, yang pernah menjadi secercah harapan dalam mimpi buruk virus Corona di Eropa, mencatat lebih dari satu juta kasus infeksi pada hari Jumat (27/11) waktu setempat.
Simak juga video 'Sebanyak 80-90% Pasien Corona Meninggal Alami Koagulopati':
Meskipun penyebaran virus melambat berkat pembatasan yang ketat selama berminggu-minggu, Eropa tetap menjadi jantung pandemi, mencatat lebih banyak kasus infeksi daripada Amerika Serikat dalam seminggu terakhir.
Institut Robert Koch Jerman mencatat lebih dari 22.000 kasus harian baru pada hari Jumat (27/11), sehingga meningkatkan total keseluruhan di negara itu melampaui angka satu juta kasus infeksi.
Baca juga: Kasus Positif Corona di Jerman Tembus 1 Juta |
Yang lebih mengkhawatirkan, jumlah pasien COVID-19 dalam perawatan intensif telah melonjak dari sekitar 360 orang pada awal Oktober menjadi lebih dari 3.500 orang pada minggu lalu.
Adapun Amerika Serikat melampaui total 13 juta kasus infeksi pada hari Jumat (27/11) - angka tertinggi di dunia - dan para pejabat khawatir apakah pertemuan-pertemuan pada hari Kamis (26/11) untuk liburan Thanksgiving akan semakin memperburuk situasi.