Diego Maradona pernah menjadi magnet demonstran anti-Amerika Serikat (AS). Dia mengutuk Presiden AS George Walker Bush dan ikut menentang perang Irak bersama lautan massa di Argentina.
Dia tampil mengenakan kaus putih bertuliskan 'Stop Bush' dalam segi delapan rambu lalu lintas warna merah. Huruf 's' dalam 'bush' diganti dengan swastika ala Nazi.
"Saya bangga sebagai orang Argentina untuk mengutuk kehadiran sampah manusia itu, George Bush!" kata Maradona, dilansir The Guardian dalam berita bertanggal 5 November 2005.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi Maradona, ada Evo Morales yang saat itu masih menjadi calon presiden Bolivia dari sayap kiri. Ada pula musisi Kuba Silvio Rodriguez.
Maradona beraksi dalam pertemuan tandingan dari pertemuan resmi yang benar-benar dihadiri Presiden AS George W Bush (2001-2009). Sekitar 4 ribu orang pengunjuk rasa dari berbagai negara berkumpul di depan Maradona untuk menentang AS.
Pada 5 November 2005, George W Bush Jr menghadiri pertemuan regional '4th Summit the Americas' di kota Mar del Plata, Argentina.
Puluhan ribu orang memprotes Bush. Mereka marah dengan perang Irak. Perang Irak menjadi topik aktual saat itu lantaran asisten Bush bernama Lewis 'Scooter' Libby baru saja dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan dalam kasus dugaan kebohongan soal keberadaan senjata pemusnah massal di Irak. Senjata pemusnah massal adalah isu yang menjadi legitimasi AS untuk menginvasi Irak.
Simak video 'Patung Maradona Bersayap, Tanda Penghormatan Seniman Italia':
Entah bagaimana massa di Argentina bisa kompak dalam protes anti-AS, yang jelas pekerja rumah sakit hingga layanan kereta juga menjalankan aksi mogok kerja di Buenos Aires. Protes menyeruak menyambut Bush, satu bank dibakar, penjarahan terjadi di toko-toko.
Mereka juga menolak perdagangan bebas. Bush ingin membangkitkan kembali rencana perdagangan bebas di seluruh Benua Amerika. Namun di sisi lain, demonstran di Amerika Selatan sendiri merasa perdagangan bebaslah yang membuat kemiskinan-pengangguran mengakar dalam 15 tahun terakhir.
Selanjutnya, 15 ribu manusia melampiaskan penolakannya terhadap agenda neoliberal AS dan menetang perang Irak. Seiring dengan itu, Maradona berteriak di depan mikrofon Hugo Chaves.
"Argentina punya martabat! Mari tendang Bush keluar dari sini!" pekik Maradona.
Kebencian Maradona terhadap AS seolah-olah sudah mendarah daging dalam dirinya. Pada 2007, dia mengunjungi Presiden Venezuela Hugo Chaves. Mantan pemain Barcelona dan Napoli itu berdiskusi soal sosialisme, kemudian dia bilang begini.
"Saya benci semuanya yang berasal dari Amerika Serikat. Saya benci itu dengan segenap kekuatanku," kata Maradona.
Maradona kini telah tiada. Dia meninggal dunia pada 25 November 2020 di usia 60 tahun. Atlet sepakbola yang tidak pernah takut menunjukkan keberpihakan politiknya itu sempat disemayamkan di Istana Kepresidenan Casa Rosada. Jenazahnya telah dimakamkan di Permakaman Bella Vista, pinggiran Buenos Aires, Argentina, Kamis (26/11) waktu setempat.