Polisi Prancis menggunakan gas air mata untuk membongkar kamp imigran baru di pusat kota Paris. Kamp itu menampung ratusan pengungsi yang dievakuasi dari tempat penampungan sementara di pinggiran kota tanpa dipindahkan.
Dilansir dari AFP, Selasa (24/11/2020), para relawan telah membantu mendirikan sekitar 500 tenda biru di Place de la Republique di jantung ibu kota Prancis pada Senin (23/11) malam waktu setempat, yang dengan cepat diisi oleh para imigran, mayoritas berasal dari Afghanistan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar satu jam kemudian polisi datang untuk membongkar kamp. Mereka mengangkat tenda-tenda meski masih ada orang-orang yang berada di dalamnya. Mereka pun mendapat protes para migran dan cemoohan dari relawan.
"Mereka terlalu kejam," isak Shahbuddin, seorang pengungsi Afghanistan berusia 34 tahun. Dia dipaksa keluar dari tendanya. "Kami hanya ingin atap."
Polisi kemudian menggunakan gas air mata untuk membubarkan sisa penghuni kamp, menyebabkan para migran keluar ke jalan-jalan pusat kota Paris.
Pembongkaran kamp ini dilakukan satu minggu setelah para imigran dievakuasi dari tempat penampungan sementara di pinggiran utara Saint-Denis tanpa dipindahkan.
Simak juga video 'Jam Malam di Prancis Diperluas ke 54 Provinsi':
Ian Brossart, wakil wali kota yang bertanggung jawab atas perumahan, akomodasi darurat dan perlindungan pengungsi, mengecam "tanggapan hukum dan ketertiban terhadap situasi sosial tersebut".
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan foto-foto pembongkaran itu "mengejutkan" dan bahwa dia telah memerintahkan polisi kota untuk memberikan laporan tentang izin hal tersebut.
Diketahui, ribuan orang telah melakukan perjalanan dari Paris ke pelabuhan Calais dan berusaha menyelundup dengan truk yang menuju ke Inggris melalui. Sejumlah kecil orang mencoba menyeberang dengan perahu.