Kematian seorang pria kulit hitam yang dipukuli oleh penjaga keamanan kulit putih di sebuah supermarket memicu protes di seluruh Brasil pada Jumat (20/11). Demonstrasi ini pecah ketika negara itu tengah merayakan Black Consciousness Day.
Dilansir dari AFP, Sabtu (21/11/2020), video insiden pemukulan itu beredar pada Kamis (19/11) malam waktu setempat di kota Porto Alegre. Insiden itu direkam lewat ponsel salah satu saksi mata dan menyebar luas via media sosial dan sampai ke media-media lokal Brasil.
Saat video itu menjadi viral, sekitar 1.000 pengunjuk rasa melakukan aksi protes di Sao Paulo dengan melakukan long-march ke salah satu cabang supermarket yang menjadi lokasi pemukulan itu. Demonstran melempari kaca supermarket dengan batu sebelum menyerbu tempat itu, mengobrak-abrik dan membakar barang-barang di dalamnya, menurut seorang fotografer AFP di tempat kejadian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi di Porto Alegre menembakkan gas air mata dan mengerahkan granat flash bang untuk membubarkan protes yang terjadi di depan supermarket tempat pemukulan terjadi, menurut televisi lokal.
Aksi protes serupa juga meletus di ibu kota Brasilia, Belo Horizonte dan Rio de Janeiro, di mana kerumunan demonstran mengepung supermarket setempat untuk mencegah pelanggan mencapai kasir.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang pria bernama Joao Alberto Silveira Freitas, yang berusia 40 tahun dan berprofesi sebagai tukang las, berulang kali dipukul di bagian wajah dan kepalanya oleh seorang petugas keamanan di supermarket. Satu orang lainnya tampak memegangi tubuh Freitas saat dia dipukuli. Sementara seorang wanita tampak berdiri di samping mereka, sambil merekam pemukulan itu dengan ponselnya.
Polisi militer di negara bagian Rio Grande do Sul mengatakan bahwa Freitas awalnya mengancam seorang pekerja wanita di supermarket tersebut, yang kemudian melapor kepada petugas keamanan setempat.
Lihat juga video 'AS Memanas Lagi Gegara Penembakan Pria Kulit Hitam oleh Polisi':
Apa yang terjadi pada Freitas? Silakan klik halaman selanjutnya.
Freitas pingsan selama pemukulan terjadi dan akhirnya meninggal dunia di lokasi kejadian saat petugas medis berusaha menyelamatkannya.
Seorang teman korban yang menyaksikan pemukulan tersebut mengatakan kepada media lokal, G1 News, bahwa ketika penjaga keamanan memukuli dirinya, Freitas 'berteriak bahwa dia tidak bisa bernapas'. Adegan itu mengingatkan publik pada kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam di Amerika Serikat (AS) yang meninggal karena sesak napas saat seorang polisi kulit putih menindihkan lutut di lehernya di Minneapolis, Mei lalu. Kematian Floyd memicu protes besar-besaran di seluruh AS.
Kedua petugas keamanan supermarket yang terlibat aksi pemukulan terhadap Freitas, telah ditangkap. Salah satunya diidentifikasi sebagai anggota polisi militer yang bekerja paruh waktu di supermarket.
Dalam sebuah pernyataan, anak perusahaan supermarket itu menyesalkan "kematian brutal" Freitas dan berjanji akan mengambil "tindakan yang tepat untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat dalam kasus kriminal ini."
Pihaknya mengatakan akan memutuskan hubungan dengan perusahaan keamanan yang mempekerjakan para penjaga.