Otoritas Irak dan Arab Saudi membuka kembali perbatasan darat antara kedua negara untuk pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir. Pembukaan kembali perbatasan ini disepakati di tengah semakin menghangatnya hubungan perdagangan kedua negara yang membuat geram Iran, musuh Saudi.
Seperti dilansir AFP, Kamis (19/11/2020), para pejabat tinggi Irak, termasuk Menteri Dalam Negeri Irak dan Kepala Komisi Perbatasan Irak, berangkat dari Baghdad untuk membuka secara resmi perlintasan perbatasan Arar pada Rabu (18/11) waktu setempat.
Mereka bertemu dengan delegasi dari Riyadh, yang semuanya memakai masker. Delegasi kedua negara kemudian melakukan seremoni pemotongan pita merah di perlintasan perbatasan, yang menandai pembukaan kembali perbatasan kedua negara dengan antrean truk kargo menunggu untuk melintas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlintasan perbatasan Arar akan dibuka untuk barang dan manusia. Ini menjadi momen pertama sejak Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Irak tahun 1990, setelah invasi Irak ke Kuwait di bawah mendiang diktator Saddam Hussein.
Hubungan kedua negara tegang sejak saat itu, namun Perdana Menteri terbaru Irak, Mustafa al-Khademi, diketahui memiliki hubungan dekat dengan Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman.
Khademi menjadikan Saudi sebagai tujuan kunjungan luar negeri pertamanya pada Mei lalu. Namun kunjungan itu dibatalkan pada menit-menit akhir ketika Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, masuk rumah sakit.
Hingga kini, Khademi belum jadi melakukan kunjungan ke Saudi, namun sejumlah menteri Irak telah mendatangi Riyadh untuk bertemu dengan mitra mereka dan sebuah delegasi tingkat tinggi Saudi telah mengunjungi Baghdad pekan lalu.
Rencana pembukaan perlintasan perbatasan Arar telah dibahas sejak lama. Rencana pembukaan ini sempat tertunda beberapa kali, dengan Arar hanya dibuka pada beberapa kesempatan tertentu untuk mengizinkan para peziarah Irak menjalankan ibadah haji ke Mekah.
Di sisi lain, Irak memandang perlintasan perbatasan Arar sebagai alternatif potensial untuk perlintasan perbatasannya dengan Iran, yang selama ini menjadi jalur Irak membawa masuk sebagian besar produk impornya.
Untuk selanjutnya, Irak dan Saudi tengah menjajaki rencana pembukaan kembali perlintasan perbatasan kedua di Al-Jumayma, yang terletak di selatan negara itu.