Serang Markas Polisi, Demonstran di Thailand Lempar Cat Hingga Botol Kaca

Serang Markas Polisi, Demonstran di Thailand Lempar Cat Hingga Botol Kaca

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Kamis, 19 Nov 2020 05:22 WIB
Pro-democracy protesters take cover with inflatable ducks as police fire water cannons during an anti-government rally near the Parliament in Bangkok, Tuesday, Nov. 17, 2020. Thailands political battleground shifted to the countrys Parliament Tuesday, where lawmakers are considering proposals to amend the countrys constitution, one of the core demands of the student-led pro-democracy movement. (AP Photo/Wason Wanichakorn)
Massa demo di Thailand bawa bebek karet raksasa sebagai tameng. (Foto: AP/Wason Wanichakorn)
Bangkok -

Massa aktivis demokrasi melakukan aksi dan berbaris di markas besar polisi Thailand di Bangkok. Massa melempari dinding kantor polisi dengan cat berwarna cerah.

Dilansir Reuters, Kamis (19/11/2020), serangan ke markas polisi itu dilakukan sehari setelah kericuhan yang terjadi dalam aksi yang mengakibatkan lebih dari 50 orang terluka.

Para pengunjuk rasa - berjumlah sekitar 20.000 menurut perkiraan AFP - memadati persimpangan utama di jantung distrik perbelanjaan dan komersial Bangkok, setelah para pemimpin mereka berjanji untuk meningkatkan gerakan aksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah mencoretkan slogan anti-kerajaan di dinding dan jalanan, massa berbaris di markas besar polisi nasional yang dijaga ketat - dipimpin oleh badut dan parade bebek karet raksasa.

Mereka ditemani seorang biksu Budha yang memberikan salam tiga jari, seperti dalam film 'Hunger Games', yang telah menjadi simbol gerakan protes para pemuda di Thailand. Beberapa pengunjuk rasa melemparkan botol kaca dan bom cat ke dinding markas polisi, yang dibarikade dengan truk dumper, balok beton, dan kawat silet.

ADVERTISEMENT

Demonstran lain melemparkan cat ke dinding luar, meninggalkan warna kuning cerah dan biru, sementara yang lain menggunakan pistol air untuk menyemprotkan cat ke dalam kompleks kantor polisi.

Khawatir terjadi masalah, banyak pengunjuk rasa yang datang dengan membawa helm, kacamata, dan masker gas. Namun, setelah serangan dengan cat dadakan itu, mereka bubar dengan damai sekitar pukul 08.30 malam waktu setempat.

Protes yang dilakukan pada Rabu (18/11) terjadi sehari setelah bentrokan hebat ketika polisi menembakkan gas air mata dan meriam air ke arah pengunjuk rasa yang berusaha mendekat ke parlemen.

Lebih dari 50 orang terluka, enam di antaranya dengan luka tembak, menurut petugas medis, meskipun tidak jelas siapa yang bertanggung jawab atas penembakan itu.

Sebelumnya, dilansir Channel News Asia dan Reuters, Rabu (18/11), polisi menyangkal bahwa mereka telah melepaskan tembakan dengan peluru tajam atau peluru karet, dan mengatakan mereka sedang menyelidiki siapa yang mungkin menggunakan senjata api.

Gerakan protes yang menyerukan reformasi konstitusional pada sistem yang menurut para demonstran telah mengakar dengan kekuatan militer, telah muncul sebagai tantangan terbesar bagi pemerintah Thailand selama bertahun-tahun.

Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di parlemen untuk menekan anggota parlemen yang membahas perubahan konstitusi. Para pengunjuk rasa juga menginginkan pencopotan Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha, mantan penguasa militer, dan mengekang kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn.

Pusat Medis Erawan Bangkok mengatakan sedikitnya 55 orang terluka. Dikatakan setidaknya 32 orang menderita gas air mata dan enam orang mengalami luka tembak. Tidak disebutkan siapa yang mungkin menggunakan senjata api.

Halaman 2 dari 2
(azr/azr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads