Serangan udara Israel di Suriah menewaskan 10 petempur pada hari Rabu (18/11), termasuk tiga personel pertahanan udara Suriah dan lima petempur asing sekutu. Informasi ini berdasarkan laporan terbaru kelompok pemantau perang Suriah.
Dilansir AFP, Rabu (18/11/2020) warga asing itu termasuk lima petempur yang "kemungkinan besar warga Iran dan merupakan anggota pasukan Quds, serta dua petempur pro-Iran dengan kewarganegaraan yang belum ditentukan," kata kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, media pemerintah Suriah, SANA melaporkan bahwa setidaknya tiga tentara tewas di Suriah selatan dalam serangan udara yang dilancarkan Israel pada hari Rabu (18/11) ini.
"Serangan itu menewaskan tiga tentara dan melukai satu tentara lainnya," kata kantor berita SANA, mengutip sumber militer Suriah seperti dilansir AFP, Rabu (18/11/2020).
Militer Israel menyatakan pihaknya telah melancarkan serangan udara terhadap target-target Iran dan Suriah di wilayah Suriah. Israel menyebutnya sebagai serangan balasan setelah menemukan alat peledak di sepanjang perbatasan utaranya.
Pada hari Selasa (17/11) waktu setempat, militer Israel mengatakan telah menemukan alat peledak improvisasi (IED) di sisi titik perlintasan perbatasan dengan Suriah.
IED "ditempatkan oleh skuad Suriah yang dipimpin oleh pasukan Iran," demikian pernyataan militer Israel.
"Sebagai respons, dalam semalam, jet-jet tempur IDF (militer Israel) menyerang target-target militer milik pasukan Quds Iran dan Angkatan Bersenjata Suriah," imbuh militer Israel dalam pernyataannya seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (18/11/2020).
Israel mengatakan serangan udara itu menghantam "fasilitas penyimpanan, markas besar dan kompleks militer".
"Sistem rudal darat-ke-udara Suriah terkena," tambah pernyataan Israel itu.
Israel telah melancarkan ratusan serangan udara dan rudal di Suriah sejak perang saudara di Suriah meletus pada 2011. Dalam serangannya, Israel menargetkan pasukan Iran, pasukan Hizbullah Lebanon serta pasukan pemerintah Suriah.