Catatan Terbaru 1 Juta Kasus Corona di AS Kurang dari Seminggu

Round-Up

Catatan Terbaru 1 Juta Kasus Corona di AS Kurang dari Seminggu

Tim detikcom - detikNews
Senin, 16 Nov 2020 23:13 WIB
Sedikitnya empat truk berisi 60 mayat ditemukan di luar sebuah rumah duka di Brooklyn, New York, AS. Mereka adalah korban wabah COVID-19 yang merajalela.
ilustrasi (Foto: AP/Craig Ruttle)
Washington -

Kasus Corona di Amerika Serikat (AS) semakin meningkat setiap harinya. Kini, Amerika sudah melaporkan ada 11 juta kasus Corona.

Dilansir dari AFP, Amerika mencatat rekor baru. Dimana, ada tambahan 1 juta kasus hanya dalam kurun waktu seminggu.

Data ini diumumkan oleh Universitas Johns Hopkins pada Senin (16/11) waktu setempat. Kenaikan ini terjadi ketika negara-negara bagian di Amerika Serikat menerapkan pembatasan sosial baru. Salah satunya di Chicago yang akan memulai pembatasan pada Senin (16/11) ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ironisnya, Amerika sudah melewati angka 10 juta kasus pada Senin (9/11) lalu. Namun Pada Minggu (15/11) pukul 20.30 waktu setempat, atau hanya enam hari kemudian, data penghitungan Universitas Johns Hopkins menunjukkan bahwa jumlah kasus Corona yang dikonfirmasi di AS mencapai di 11.025.046 kasus.

Amerika Serikat juga mencatat rekor tertinggi kematian akibat Corona di dunia. Angkanya mencapai 246.108.

ADVERTISEMENT

Otoritas Amerika Serikat sudah mewanti-wanti warganya untuk tetap berada di rumah dan memakai masker bila berpergian. Beberapa pemimpin negara bagian sudah memperketat pengawasan di wilayah masing-masing. Sejumlah rumah sakit di negeri Paman Sam itu bahkan sudah memperingatkan bahwa mereka kehabisan sumber daya.

Kabar terakhir yang mengejutkan, Dinas Rahasia atau Secret Service Amerika Serikat yang menjaga Presiden Donald Trump, Presiden terpilih Joe Biden, dan Gedung Putih, telah dilanda wabah COVID-19. Lebih dari seratus orang tertular COVID-19.

Media ternama The Washington Post melaporkan bahwa lebih dari 130 petugas Secret Service terinfeksi virus Corona. Mereka menjalani karantina karena kontak dengan orang yang terinfeksi.

Presiden Donald Trump berjanji akan memberikan vaksin kepada warga Amerika Serikat secepatnya. Simak di halaman berikutnya

Presiden Donald Trump sebelumnya telah berjanji bahwa warga Amerika pertama akan mulai menerima vaksin dalam "hitungan minggu." Namun, dia mengatakan dirinya tetap menolak lockdown atau penguncian, tindakan yang diambil di Eropa, di mana kasus-kasus Corona juga meningkat.

Masalah yang lebih rumit adalah penolakan Trump untuk bekerja sama dalam peralihan ke pemerintahan Presiden terpilih Joe Biden. Kubu Demokrat dan kepala staf Biden mengatakan ini bisa berdampak buruk pada kemampuannya untuk menghadapi tantangan berat dan meningkatnya tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi virus Corona begitu dia menjabat.

Biden dan timnya saat ini bahkan tidak diizinkan untuk berkonsultasi dengan para ahli seperti ahli imunologi pemerintah terkemuka Anthony Fauci, yang masih menjadi bagian dari satuan tugas COVID-19 Gedung Putih.

"Tentu akan lebih baik" jika pembicaraan seperti itu bisa dimulai, Fauci mengatakan kepada CNN pada hari Minggu (15/11). Dia menekankan bahwa virus tersebut dapat membunuh puluhan ribu orang Amerika lainnya pada saat Biden menjabat pada 20 Januari 2021.

Halaman 2 dari 2
(isa/isa)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads