Akhirnya, China Ucapkan Selamat pada Joe Biden dan Kamala Harris

Akhirnya, China Ucapkan Selamat pada Joe Biden dan Kamala Harris

Rita Uli Hutapea - detikNews
Jumat, 13 Nov 2020 16:34 WIB
President-elect Joe Biden joins Vice President-elect Kamala Harris on stage Saturday, Nov. 7, 2020, in Wilmington, Del. (AP Photo/Andrew Harnik, Pool)
Joe Biden (Foto: AP/Andrew Harnik)
Jakarta -

Pemerintah China akhirnya mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih AS Joe Biden pada hari Jumat (13/11) ini, hampir seminggu setelah dia dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden AS 2020.

Hubungan AS-China semakin tegang dalam beberapa tahun terakhir di bawah pemerintahan petahana Donald Trump. Bahkan, hubungan kedua negara tak pernah sedingin ini sejak hubungan formal dimulai empat dekade lalu.

Empat tahun Trump di Gedung Putih telah ditandai dengan perang dagang antara kedua negara. Dua kekuatan tersebut juga memperdebatkan berbagai hal, mulai dari tuduhan atas pandemi virus Corona hingga catatan hak asasi manusia Beijing di Xinjiang dan Hong Kong. Di bawah slogan "America First" -nya, Trump telah menggambarkan China sebagai ancaman terbesar bagi Amerika Serikat dan demokrasi global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menghormati pilihan rakyat Amerika. Kami mengucapkan selamat kepada Mr Biden dan Ms Harris," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin pada jumpa pers reguler, merujuk pada Kamala Harris yang menjadi wakil Biden.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (13/11/2020), Wang mengatakan China memahami bahwa "hasil pemilu AS akan ditentukan sesuai dengan hukum dan prosedur AS".

ADVERTISEMENT

China sebelumnya berada di antara segelintir negara besar termasuk Rusia dan Meksiko yang belum memberi selamat kepada presiden terpilih, Biden. Awal pekan ini, Beijing hanya menyatakan bahwa mereka "memperhatikan Biden menyatakan dirinya adalah pemenang".

Wang saat itu terus menolak untuk mengakui kemenangan Biden meskipun ada pertanyaan berulang dari para wartawan.

Sejak media-media AS menyebut Biden sebagai pemenang pemilihan presiden, Trump masih belum bersedia mengakui kekalahan dirinya dari Biden dan terus membahas soal kecurangan pilpres dalam cuitan-cuitan Twitternya.

Tonton video 'Biden Telepon PM Australia, Ingin Contek Penanganan Covid-19':

[Gambas:Video 20detik]



Trump juga menolak mengakui hasil proyeksi berbagai media terkemuka AS yang menetapkan Biden sebagai pemenang pilpres AS 2020 dengan raihan 290 electoral votes melawan dirinya yang hanya meraup 214 electoral votes.

"Sejak kapan Media Lamestream menetapkan siapa presiden kita selanjutnya? Kita telah belajar banyak dalam dua pekan terakhir!" tegas Trump dalam cuitannya seperti dikutip detikcom pada Senin (9/11/2020).

Diketahui bahwa tim kampanye Trump akan mengajukan gugatan hukum terkait hasil penghitungan suara dalam pilpres tahun ini. Salah satunya di negara bagian Pennsylvania yang menjadi penentu kemenangan Biden pada Sabtu (7/11) waktu setempat.

Pengacara Trump, Rudy Giuliani, menyatakan gugatan hukum di Pennsylvania akan diajukan pada Senin (9/11) waktu AS. Dalam pernyataannya, Giuliani mengklaim tim pengamat kubu Trump kehilangan akses untuk mengawasi pemrosesan dan penghitungan suara di negara bagian tersebut.

Disebutkan juga bahwa tim kampanye Trump akan mengajukan gugatan serupa di negara-negara bagian lainnya agar selanjutnya bisa memicu 'gugatan hukum nasional besar-besaran'.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads