Kubu Trump Minta Jaksa Agung Selidiki Potensi Kecurangan di Nevada

Pilpres AS 2020

Kubu Trump Minta Jaksa Agung Selidiki Potensi Kecurangan di Nevada

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 06 Nov 2020 15:17 WIB
Attorney General William Barr speaks during a press conference about Operation Legend at the Dirksen Federal Building Wednesday, Sept. 9, 2020, in Chicago. Barr said the operation was
Jaksa Agung AS, Bill Barr (Pat Nabong/Chicago Sun-Times via AP)
Nevada -

Tim kampanye Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dan Partai Republik menyurati Jaksa Agung AS, Bill Barr, untuk memintanya menyelidiki dugaan pelanggaran aturan hukum terkait pilpres di Nevada. Dugaan pelanggaran itu diklaim terkait potensi kecurangan pilpres.

Seperti dilansir ABC News, Jumat (6/11/2020), dalam suratnya kepada Jaksa Agung AS, tim kampanye Trump dan Partai Republik wilayah Nevada menyatakan telah mengidentifikasi apa yang disebut sebagai 3.062 individu 'yang tampaknya memberikan suara via pos secara tidak benar dalam pemilu'.

ABC News menyatakan dugaan pelanggaran itu tidak berdasar dan tidak jelas. Menurut ABC News, setiap lembaga resmi bisa membuat surat permintaan semacam itu, yang dikenal sebagai 'rujukan kriminal', yang pada dasarnya merupakan pemberitahuan kepada Departemen Kehakiman atau Biro Investigasi Federal (FBI) untuk menginformasikan soal potensi kejahatan federal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam beberapa tahun ini, surat pemberitahuan semacam ini banyak digunakan oleh aktor-aktor partisan yang berupaya menyebarkan kecurigaan soal rival politik mereka. Batasan untuk mengirimkan surat pemberitahuan ini sangat rendah. Agar bisa sungguh-sungguh diselidiki pemerintah federal, maka harus dijelaskan jika memang terjadi dugaan pelanggaran hukum federal, karena negara bagian bertanggung jawab mengawasi jalannya pemilu.

Dugaan pelanggaran soal potensi kecurangan pilpres yang dituduhkan tim kampanye Trump, sebut ABC News, tidak memberikan informasi identitas apapun yang bisa diverifikasi.

ADVERTISEMENT

Ketika ditanya pada Kamis (5/11) malam waktu setempat, soal apakah dirinya mengetahui adanya praktik kecurangan pilpres di Nevada, Jaksa Agung Nevada, Aaron Ford, menjawab: "Tidak ada."

"Faktanya, apa yang kami dengar dari petugas pencatat distrik di Clark County, misalnya, adalah satu-satunya contoh kasus kecurangan pilpres yang mereka lihat adalah seorang pendukung Trump yang mencoba memberikan suara dua kali," ungkapnya.

"Pada akhirnya, kami akan memeriksanya -- jika Anda melakukannya, kami akan menuntut Anda," tegas Ford.

Diketahui bahwa perolehan sementara di Nevada, menurut data Fox News, capres Partai Demokrat, Joe Biden, unggul sementara dengan perolehan 49,4 persen (604.251 suara) melawan Presiden Donald Trump dengan 48,5 persen (592.813 suara). Selisih antara keduanya mencapai 0,9 persen atau sebanyak 11.438 suara.

Tim kampanye Trump juga telah resmi mengajukan gugatan hukum terkait pilpres di negara bagian Nevada. Gugatan hukum ini menyertakan aduan yang telah dilaporkan sebelumnya ke pengadilan dan ditolak, seperti upaya menghentikan pemakaian mesin pencocok tanda tangan di Clark County dan upaya menghentikan penghitungan hingga pemantau Partai Republik mendapatkan 'akses yang berarti' pada proses penghitungan suara.

Gugatan hukum ini diajukan ke pengadilan distrik federal Nevada, terhadap Sekretaris Negara Bagian Nevada, Barbra Cegavske, sebagai tergugat.

"Penyimpangan mewarnai pemilu di Clark County, termasuk lemahnya prosedur autentikasi surat suara via pos dan lebih dari 3 ribu individu tak memenuhi syarat yang memberikan suara. Surat suara bahkan telah diisi atas nama pemilih yang telah meninggal. Selain itu, publik sering dilarang mengamati pemrosesan suara via pos, yang membuat banyak proses yang dilakukan secara samar tanpa akuntabilitas publik," demikian isi argumen gugatan itu.

Secara keseluruhan, tidak ada bukti yang mendukung tuduhan-tuduhan tersebut.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads