Serangan di Kanada Tewaskan 2 Orang, Pelaku Didakwa Pembunuhan Tingkat Pertama

Serangan di Kanada Tewaskan 2 Orang, Pelaku Didakwa Pembunuhan Tingkat Pertama

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 02 Nov 2020 09:58 WIB
Police cars close off a street in Old Quebec, with the Quebec City Town Hall in the background on November 1, 2020 in Quebec City, Quebec. - The sword-wielding attacker dressed in medieval costume who killed two people and injured five others in a Halloween rampage on Saturday night in Quebec was not associated with a terrorist group, Canadian police said on November 1, 2020. The attacks occurred in multiple locations in the Old Quebec neighborhood, near the tourist hotspot Chateau Frontenac and the National Assembly, the Quebec provincial parliament.The suspect, who was arrested early Sunday after a manhunt through the streets, is due to make a preliminary court appearance by video-link later in the day. (Photo by Anne-Sophie THILL / AFP)
lokasi penyerangan di Quebec, Kanada (Foto: AFP/ANNE-SOPHIE THILL)
Jakarta -

Seorang pria menyerang tujuh orang dengan katana di distrik bersejarah Kota Quebec, Kanada saat mengenakan pakaian ala abad pertengahan pada malam Halloween. Dua orang tewas dalam serangan itu.

Pria berusia 24 tahun telah ditangkap atas kejadian itu dan didakwa dengan dua dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan lima dakwaan percobaan pembunuhan.

Seperti diberitakan media Kanada, CBC News, Senin (2/11/2020), dokumen pengadilan mengidentifikasi terdakwa sebagai Carl Girouard. Pria jangkung kurus dengan rambut hitam itu muncul di hadapan hakim melalui konferensi video pada hari Minggu (1/11) waktu setempat. Dia dijadwalkan kembali ke pengadilan pada hari Kamis (5/11) mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokumen tidak mengungkapkan alamat rumah Girouard, tetapi Radio-Kanada mengetahui bahwa dia berasal dari Sainte-Thérèse, Quebec, sebuah kota yang terletak sekitar 20 kilometer barat laut Montreal.

ADVERTISEMENT

Polisi mengeluarkan pernyataan di Twitter pada yang mengatakan bahwa petugas koroner telah mengidentifikasi dua korban yang tewas FranΓ§ois Duchesne (56) dan Suzanne Clermont (61).

Pengadilan telah memerintahkan larangan publikasi atas informasi apa pun yang dapat mengidentifikasi lima korban lainnya dalam kasus ini, menurut juru bicara direktur penuntutan pidana dan pidana.

Pada malam Halloween, polisi dihubungi sekitar pukul 10.30 malam, dan menemukan korban di setidaknya empat lokasi, termasuk di dekat hotel ChΓ’teau Frontenac, di Jalan du TrΓ©sor, dan di Jalan des Remparts, menurut Radio-Canada.

Setelah perburuan selama dua setengah jam, seorang pria ditangkap tak lama sebelum jam 1 dini hari, sekitar satu kilometer di utara daerah di Pelabuhan Tua kota Quebec.

Kepala polisi Kota Quebec Robert Pigeon mengatakan dalam konferensi pers bahwa pria itu datang ke Quebec "dengan niat menimbulkan korban sebanyak mungkin."

Pigeon berkata bahwa "semuanya membuat kami percaya bahwa dia memilih korbannya secara acak," seraya menambahkan bahwa dia yakin kejahatan itu telah direncanakan sebelumnya.

Pelaku menggunakan sebilah pedang yang panjang. Orang Jepang menyebut pedang itu sebagai katana.

Pigeon mengatakan bahwa penyelidikan polisi menemukan bahwa terdakwa tidak terkait dengan kelompok teror mana pun.

Kepala polisi mengatakan Girouard tidak memiliki catatan kriminal, tetapi dia pernah mengungkapkan lima tahun lalu dalam "konteks medis" bahwa dia ingin melakukan tindakan kekerasan.

Pigeon mengatakan polisi saat ini tidak memiliki alasan untuk percaya serangan itu dimotivasi oleh alasan agama atau politik.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads