4 Fakta Penusukan Brutal di Prancis Jadi Sorotan Internasional

Round-Up

4 Fakta Penusukan Brutal di Prancis Jadi Sorotan Internasional

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 31 Okt 2020 06:50 WIB
Aksi penusukan terjadi di sebuah gereja di Kota Nice, Prancis, menewaskan tiga orang. Aksi itu terjadi di area gereja basilika Notre-Dame.
Foto: Gereja lokasi penusukan brutal di Prancis (AP Photo/Daniel Cole)
Jakarta -

Penusukan di sebuah gereja di Nice, Prancis mendapatkan sorotan dari dunia internasional. Berikut ini sejumlah fakta terkait insiden brutal tersebut.

Dilansir AFP, Jumat (30/10/2020) pembunuhan brutal itu terjadi hanya dua minggu setelah seorang guru Prancis dipenggal di luar sekolahnya di utara Paris oleh seorang pria asal Chechnya.

Guru itu dibunuh usai menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya selama pelajaran tentang kebebasan berekspresi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Berikut ini sejumlah fakta seputar penusukan brutal di Nice:

1. Aksi penyerangan terjadi pada pagi hari

Pada Kamis (29/10) pukul 08.29 pagi waktu Prancis, seorang pria bersenjata pisau mulai menyerang orang-orang yang berdoa di dalam gereja Basilika Notre-Dame di jantung kota Nice.

Jaksa anti-teror Prancis, Jean-Francois Ricard mengatakan pada konferensi pers, bahwa penyerang membawa salinan Alquran dan tiga pisau bersamanya.

Dalam kekacauan hampir setengah jam di basilika Notre-Dame itu, penyerang menggunakan pisau sepanjang 30 cm untuk menggorok leher seorang nenek berusia 60 tahun di dalam gereja. Korban tewas di tempat kejadian.

Jenazah seorang pria, seorang petugas gereja berusia 55 tahun, ditemukan di dekatnya di dalam gereja, lehernya juga digorok.

Wanita lain yang diserang, yang melarikan diri dari gereja ke restoran terdekat, meninggal tak lama kemudian karena beberapa luka pisau.

Pembunuh itu ditembak dan dilumpuhkan oleh polisi yang tiba dengan cepat di tempat kejadian. Bahkan ketika dia ditangkap, pria itu terus meneriakkan "Allah Akbar" hingga kemudian ditembak polisi dan dilarikan ke rumah sakit.

Tonton video 'PBB Kutuk Keras Penusukan di Gereja Nice yang Tewaskan 3 Orang':

[Gambas:Video 20detik]



2. Tersangka warga Tunisia

Tersangka merupakan warga Tunisia berusia 21 tahun yang baru tiba di Prancis awal bulan ini, setelah datang ke Eropa dengan kapal migran melalui pulau Lampedusa di Italia pada akhir September, demikian menurut sebuah sumber resmi kepada AFP.

Sumber itu menambahkan, tersangka menyebut namanya "Brahim" ketika dia ditangkap dan kemudian mengaku sebagai Brahim Aouissaoui.

3. Korban tewas terdiri dari satu pria dan dua wanita

Korban pria adalah petugas gereja, Vincent Loques (55), seorang ayah dari dua anak perempuan. Demikian disampaikan Canon Philippe Asso, pemuka agama paling senior di gereja itu.

Korban pertama si penyerang adalah nenek berusia 60 tahun, yang dia coba penggal kepalanya, dan wanita lain yang meninggal adalah seorang ibu asal Brasil berumur 40-an tahun yang memiliki tiga anak.

Polisi sebelumnya mengatakan bahwa beberapa orang lainnya terluka, tetapi menambahkan bahwa jumlah korban tewas diperkirakan tidak akan meningkat.

Pihak berwenang Prancis memperlakukan peristiwa ini sebagai serangan teror, dengan jaksa anti-teroris segera membuka penyelidikan atas "pembunuhan dan percobaan pembunuhan yang terkait dengan organisasi teroris." Presiden Emmanuel Macron menyebutnya sebagai "serangan teroris Islam".

4. Orang terkait pelaku ditangkap

Seorang pria berusia 47 tahun ditahan oleh otoritas Prancis. Pria ini dicurigai sempat melakukan kontak dengan pelaku penusukan brutal tersebut.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (30/10/2020), seorang sumber di pengadilan setempat menuturkan bahwa pria 47 tahun itu ditahan pada Kamis (29/10) malam waktu setempat. Identitasnya tidak diungkap ke publik.

Laporan media lokal, BFM TV, menyebut pria tersebut ditahan karena sempat melakukan kontak dengan pelaku penusukan di Nice.

Ketua jaksa anti-terorisme Prancis, Jean-Francois Ricard, mengungkapkan bahwa pelaku penusukan di Nice merupakan seorang imigran asal Tunisia, lahir tahun 1999, yang tiba di Italia, tepatnya di Pulau Lampedusa di Mediterania pada 20 September lalu dan pergi ke Paris pada 9 Oktober.

Ricard menyebut pelaku tiba di kota Nice pada Kamis (30/10) pagi, dengan kereta api.

Halaman 2 dari 2
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads