Dari Trump hingga Putin Dukung Prancis Kecam Penusukan di Nice

Round-Up

Dari Trump hingga Putin Dukung Prancis Kecam Penusukan di Nice

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 30 Okt 2020 20:01 WIB
Police officers stand guard near Notre Dame church in Nice, southern France, Thursday, Oct. 29, 2020. An attacker armed with a knife killed at least three people at a church in the Mediterranean city of Nice, prompting the prime minister to announce that France was raising its security alert status to the highest level. It was the third attack in two months in France amid a growing furor in the Muslim world over caricatures of the Prophet Muhammad that were re-published by the satirical newspaper Charlie Hebdo. (Eric Gaillard/Pool via AP)
Foto: Penjagaan di Nice usai penyerangan di Gereja Prancis (Eric Gaillard/Pool via AP)
Jakarta -

Para pemimpin dunia ramai-ramai mengecam aksi penusukan di Gereja Notre-Dame Basilica di Nice, Prancis. Presiden AS Donald Trump hingga Presiden Rusia Vladimir Putin siap mendukung Prancis dalam melawan terorisme.

Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Jumat (30/10/2020), salah satu kecaman datang dari Kanselir Jerman, Angela Merkel, yang menyatakan dirinya 'sangat terguncang dengan pembunuhan brutal' yang terjadi di Prancis.

"Pikiran saya tertuju pada kerabat para korban yang tewas dan luka-luka. Jerman mendukung Prancis pada masa sulit ini," ucap Merkel dalam pernyataannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, menyatakan dirinya 'terkejut' atas 'serangan biadab di Notre-Dame Basilica'. "Pikiran kami tertuju untuk para korban dan keluarga mereka, dan Inggris berdiri teguh bersama Prancis dalam melawan teror dan intoleransi," ucapnya.

Dalam kecamannya, PM Italia, Giuseppe Conte, menyebut tindak penusukan di Prancis sebagai 'serangan pengecut'.

"Keyakinan kita jauh lebih kuat dari fanatisme, kebencian dan teror. Kita merangkul keluarga para korban saudara-saudara kita di Prancis. Kita bersatu!" tegasnya.

Ucapan dukungan untuk Prancis juga datang dari PM Spanyol, Pedro Sanchez. "Kita terus mempertahankan kebebasan, nilai-nilai demokrasi kita, perdamaian dan keamanan warga kita," ujarnya.

Komentar lebih keras datang dari Hungaria, dengan PM Viktor Orban menyebut serangan di Prancis itu jelas menunjukkan 'bahwa budaya kita, cara hidup kita dan nilai-nilai Eropa kita berada di ujung tombak terorisme ekstremis'.

"Kami siap bergabung untuk melindungi nilai-nilai tradisional Eropa dan cara hidup tradisional Eropa," cetusnya.

Kanselir Austria, Sebastian Kurz, dalam kecamannya menyebut tindak penusukan fatal di Prancis sebagai 'serangan teror Islam yang tercela'. "Kami akan mempertahankan nilai-nilai kami dan 'cara hidup' Eropa dengan sekuat tenaga melawan Islamis dan politik Islam," tegasnya.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump, juga menyebut penyerangan brutal di Nice, Prancis itu sebagai 'serangan teroris Islam radikal'. "Hati kami bersama rakyat Prancis. Amerika berdiri bersama sekutu tertua kami dalam pertempuran ini," ucap Trump via pernyataan via akun Twitter-nya.

"Serangan teroris Islam Radikal ini harus segera dihentikan. Tidak ada negara, Prancis atau yang lain, yang dapat bertahan lama dengan itu!" tegas Trump.

Kecaman juga datang dari Turki, yang beberapa waktu terakhir terlibat pertikaian dengan Prancis terkait publikasi karikatur Nabi Muhammad yang memicu gelombang serangan terhadap warga Prancis.

"Kami mengecam dengan keras serangan yang dilakukan hari ini di dalam Gereja Notre-Dame di Nice," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis.

Turki juga menyampaikan solidaritas untuk Prancis dan menyampaikan belasungkawa mendalam bagi keluarga korban penusukan fatal itu.

Negara-negara Arab juga melontarkan kecaman untuk penusukan brutal di Prancis tersebut. Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan pihaknya 'berdiri bersama Prancis dalam memerangi insiden penuh kebencian ini'.

Qatar melontarkan kecaman keras dan menegaskan penolakan terhadap tindak kekerasan dan terorisme, khususnya terhadap tempat-tempat ibadah dan terlepas apapun motifnya. Kementerian Luar Negeri Qatar juga menyampaikan belasungkawa untuk keluarga korban.

Ada pula dukungan dari PM Lebanon, Saad Hariri. Saad dalam komentarnya mendorong umat Muslim 'untuk menolak tindak kriminal ini, yang tidak ada hubungannya dengan Islam atau Nabi'.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Dhaifallah Ali al-Fayez, mengecam penusukan di Prancis itu sebagai 'kejahatan teroris'. Dia mengkritik semua tindak kejahatan yang 'bertujuan untuk mengacaukan keamanan dan stabilitas serta tidak sejalan dengan nilai dan prinsip keagamaan dan kemanusiaan'.

PM Israel, Benjamin Netanyahu, juga mengecam penyerangan brutal di Prancis. Ditegaskan Netanyahu bahwa Israel 'bersatu dalam keterkejutan dan kecaman terhadap serangan mengerikan' di Nice.

"Semua masyarakat beradab harus berdiri dalam solidaritas penuh dengan Prancis melawan momok terorisme. Tidak ada pembenaran atau pengelakan," tegas Netanyahu.

PM India, Narendra Modi, dalam komentarnya mengecam keras 'serangan keji di Nice' dan menegaskan negaranya juga 'berdiri bersama Prancis dalam peperangan melawan terorisme'.

Tak ketinggalan, Paus Fransiskus mendoakan para korban penusukan di Prancis dan Vatikan menegaskan bahwa 'terorisme dan kekerasan tidak akan pernah bisa diterima'. "Serangan hari ini telah menabur kematian bukannya kasih dan penghiburan," ucap juru bicara Vatikan, Matteo Bruni.

Disebutkan Vatikan bahwa Paus Fransiskus mendorong orang-orang di Prancis yang memiliki masyarakat multikultural untuk 'bersatu memerangi kejahatan dengan kebaikan'.

Sementara itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengecam aksi penusukan brutal di Gereja Notre-Dame Basilica di Nice itu.

Seperti dilaporkan kantor berita Rusia, TASS dan dilansir Associated Press, Jumat (30/10/2020), Putin dalam pesannya kepada Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyampaikan belasungkawa untuk keluarga korban penusukan brutal di Nice pada Kamis (29/10) waktu setempat.

"Sebuah serangan sinis dan brutal dilakukan di dalam sebuah gereja, sungguh keterlaluan. Kita sekali lagi melihat bahwa teroris tidak memiliki nilai-nilai moral manusia," sebut Putin dalam pernyataannya yang dipublikasikan Dinas Pers Kremlin.

"Jelas, perang melawan terorisme internasional membutuhkan langkah-langkah praktis untuk menyatukan upaya seluruh komunitas internasional," imbuhnya.

Lebih lanjut, Putin menegaskan Rusia siap bekerja sama dengan negara lain dalam memerangi terorisme.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads