Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak membela sesama mantan PM, Mahathir Mohamad atas cuitan kontroversialnya di Twitter. Dia mengatakan setiap orang harus membaca pernyataan Mahathir secara lengkap.
Seperti dilansir media The Star, Jumat (30/10/2020), Najib yakin Mahathir tak bermaksud menyinggung.
"Dunia harus tenang dan membaca pernyataan @chedetofficial (akun Twitter Mahathir-red) dalam konteks lengkapnya. Saya yakin dia tidak bermaksud seperti yang dia katakan," ujar Najib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan bahkan jika pun demikian, itu adalah opini pribadinya, bukan Malaysia," tulis Najib dalam cuitan di Twitter pada Jumat (30/10).
Namun, Najib setuju bahwa akun media sosial Mahathir harus ditangguhkan agar tak menimbulkan "lebih banyak kerusakan".
Sebelumnya, pada Kamis malam (29/10), Menteri Muda Urusan Digital Prancis CΓ©dric O mengatakan dia telah berbicara dengan direktur pelaksana Twitter Prancis untuk segera menangguhkan akun resmi Mahathir.
"Jika tidak, Twitter akan menjadi kaki tangan pembunuhan," cuitnya.
Mahathir telah menulis bahwa "Muslim memiliki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis untuk pembantaian di masa lalu". Dia menambahkan bahwa Muslim, bagaimanapun, tidak membalas dendam dengan cara ini.
Twitter kemudian menghapus cuitan tersebut setelah awalnya menandainya sebagai "mengglorifikasi kekerasan". Oleh Twitter, cuitan itu telah diganti dengan pesan, "Tweet ini melanggar Peraturan Twitter."
Unggahan Mahathir itu muncul hanya beberapa jam setelah serangan penusukan di gereja Notre-Dame di Nice, Prancis yang menewaskan tiga orang.
Dia juga menulis di blognya. "Tapi pada umumnya, kaum Muslim belum menerapkan hukum 'mata ganti mata'. Muslim tidak. Orang Prancis juga tidak boleh."
"Sebaliknya, orang Prancis harus mengajari rakyatnya untuk menghormati perasaan orang lain," tulis Mahathir.