Kepolisian Prancis telah mengidentifikasi Brahim Aouissaoui, seorang imigran Tunisia sebagai pelaku penusukan di sebuah gereja di kota Nice. Pria itu saat ini dirawat di rumah sakit usai ditembak polisi saat penangkapan.
Seperti diberitakan CNN, Jumat (30/10/2020), Jaksa anti-teror Prancis, Jean-Francois Ricard Prancis mengatakan bahwa imigran tersebut tidak dikenal oleh dinas intelijen Prancis dan tidak ada dalam file sidik jari nasional.
Sebuah sumber yang diberitahu tentang penyelidikan serangan itu mengatakan kepada CNN, bahwa Aouissaoui memasuki Eropa pada bulan September 2020 melalui pulau Lampedusa di Italia selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Dalam Negeri Italia mengatakan bahwa otoritas Italia memberinya waktu tujuh hari untuk meninggalkan negara itu, tetapi dia tidak ditemani ke perbatasan karena dia tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya.
Pergerakan Aouissaoui pada hari Kamis (29/10) yang terungkap dari kamera CCTV, menunjukkan dia tiba di stasiun kereta Nice dan mengganti pakaiannya segera setelah pukul 8 pagi waktu setempat. Demikian disampaikan jaksa anti-teror Prancis, Jean-Francois Ricard pada konferensi pers seperti dilansir CNN.
Ngeri! Dua Korban Penusukan di Prancis Luka di Tenggorokan:
Dia kemudian berjalan sekitar 400 meter ke gereja Notre-Dame, tempat serangan itu terjadi. Kurang dari 30 menit kemudian, tim yang terdiri dari empat petugas polisi tiba di lokasi, kata Ricard.
Disebutkan jaksa bahwa saat para petugas polisi tiba, pelaku mendekati petugas dengan "cara mengancam, meneriakkan Allah Akbar" hingga polisi pun kemudian menembakkan senjata dinas mereka beberapa kali.
Atas kejadian ini, otoritas Tunisia juga telah membuka penyelidikannya sendiri terhadap pelaku penusukan itu.