Penembakan mati pria kulit hitam oleh polisi Amerika Serikat kembali terjadi. Penembakan itu telah memicu aksi demonstrasi dan kerusuhan di kota Philadelphia, kota terbesar di negara bagian Pennsylvania, yang dipandang sebagai kunci untuk memenangkan pemilihan presiden AS pada November mendatang.
Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Philadelphia sejak polisi pada Senin (26/10) waktu setempat menembak mati Walter Wallace (27) yang membawa pisau. Aksi demo tersebut diwarnai bentrokan di mana polisi anti huru hara menggunakan tongkat dan perisai untuk mendorong mundur para pengunjuk rasa yang melemparkan batu bata dan puing-puing lainnya. Penjarahan dan aksi-aksi kekerasan lainnya juga terjadi.
Presiden AS Donald Trump mengomentari kerusuhan dan penjarahan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini hal yang mengerikan," ujar Trump kepada wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (29/10/2020).
"Apa yang saya saksikan sangat buruk dan terus terang bahwa wali kota atau siapa pun yang membiarkan orang-orang melakukan kerusuhan dan menjarah, dan tidak menghentikan mereka juga merupakan hal yang mengerikan," imbuhnya.
AS telah menyaksikan gelombang protes dan kerusuhan sejak polisi membunuh pria kulit hitam, George Floyd pada Mei di Minnesota. Para demonstran menuduh polisi melakukan rasisme dan kebrutalan. Namun, Trump fokus ke kerusuhan untuk mendukung klaimnya sebagai kandidat "hukum dan ketertiban" dalam pertarungan pemilihannya melawan capres Joe Biden.
Simak juga video 'AS Memanas Lagi Gegara Penembakan Pria Kulit Hitam oleh Polisi':