Otoritas kota Philadelphia, Amerika Serikat mengumumkan jam malam pada Rabu (28/10) waktu setempat, menyusul kerusuhan selama dua malam atas pembunuhan polisi terhadap seorang pria kulit hitam. Keluarga korban menyebut pria berumur 27 tahun itu menderita masalah kesehatan mental.
Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Philadelphia sejak polisi pada Senin (26/10) waktu setempat menembak mati Walter Wallace yang membawa pisau. Aksi demo tersebut diwarnai bentrokan di mana polisi anti huru hara menggunakan tongkat dan perisai untuk mendorong mundur para pengunjuk rasa yang melemparkan batu bata dan puing-puing lainnya. Penjarahan dan aksi-aksi kekerasan lainnya juga terjadi.
Philadelphia adalah kota terbesar di negara bagian Pennsylvania, yang dipandang sebagai kunci untuk memenangkan pemilihan presiden AS pada November mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut kepolisian setempat seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (29/10/2020), lebih dari 170 orang telah ditangkap karena kerusuhan tersebut, sebagian besar karena penjarahan. Sekitar 53 petugas polisi terluka, termasuk seorang polisi yang kakinya patah saat ditabrak truk, sedangkan 17 kendaraan polisi rusak.
Dilaporkan bahwa dua polisi menembak Wallace sekitar jam 4 sore pada Senin (26/10) sore waktu setempat setelah dia menolak untuk menjatuhkan pisau saat ibunya mencoba menenangkannya.
Simak video 'AS Memanas Lagi Gegara Penembakan Pria Kulit Hitam oleh Polisi':