Majalah Charlie Hebdo Pajang Kartun Cabul Erdogan, Turki Geram

Majalah Charlie Hebdo Pajang Kartun Cabul Erdogan, Turki Geram

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 28 Okt 2020 10:46 WIB
President of Turkey Recep Tayyip Erdogan welcomes Turkish-Cypriot leader during an official ceremony in Ankara, on October 26, 2020. - Newly elected Turkish Cypriot leader makes his first official visit in Ankara on October 26, 2020. (Photo by Adem ALTAN / AFP)
Foto: Presiden Turki Reccep Tayyib Erdogan (AFP/ADEM ALTAN)
Istanbul -

Pemerintah Turki geram dan menuduh majalah mingguan satire Prancis, Charlie Hebdo melakukan "rasisme budaya". Majalah itu dikecam karena membuat sebuah kartun halaman depan untuk edisi terbarunya yang mengejek Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Seperti dilansir AFP, Rabu (28/10/2020) kecaman itu dilayangkan oleh Asisten Pers Erdogan.

"Kami mengutuk upaya paling menjijikkan dari publikasi ini untuk menyebarkan rasisme dan kebencian budayanya," kata asisten pers Erdogan, Fahrettin Altun, di Twitter, Selasa (27/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Agenda anti-Muslim Presiden Prancis Macron membuahkan hasil! Charlie Hebdo baru saja menerbitkan serangkaian yang disebut kartun yang penuh dengan gambar-gambar tercela yang konon adalah Presiden kita," lanjutnya.

Karikatur halaman depan Charlie Hebdo edisi Rabu (28/10), dirilis online pada Selasa (27/10) malam, menunjukkan Erdogan dengan kaos dan celana dalam, minum sekaleng bir dan mengangkat pakaian seorang wanita yang mengenakan jilbab hingga memperlihatkan bokongnya.

"Ooh, nabi!" kata karakter itu dalam balon dialognya, sedangkan judulnya menyatakan "Erdogan: secara pribadi, dia sangat lucu".

Kartun ini dipajang Charlie Hebdo di saat perang kata-kata yang meningkat antara Erdogan, Macron dan para pemimpin Eropa lainnya setelah pemenggalan kepala guru sekolah Prancis, Samuel Paty. Charlie Hebdo adalah majalah yang sebelumnya menerbitkan kartun yang menghina Nabi Muhammad, yang memicu serangan dan pembantaian di kantor redaksinya pada 2015.

Lihat juga video 'Kecaman Keras Erdogan kepada Macron dan Pemimpin Eropa':

[Gambas:Video 20detik]



Macron bersumpah bahwa Prancis akan tetap berpegang pada tradisi dan hukum sekulernya yang menjamin kebebasan berbicara, yang memungkinkan publikasi seperti Charlie Hebdo yang sangat anti-agama.

Pembelaan Macron terhadap Charlie Hebdo, dan komentarnya baru-baru ini bahwa Islam di seluruh dunia sedang "dalam krisis", telah mendorong Erdogan untuk mendesak Turki memboikot produk Prancis di tengah gelombang protes anti-Prancis di negara-negara mayoritas Muslim.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads