Angin topan yang terjadi pada Senin waktu setempat di Filipina setidaknya menyebabkan 13 orang dilaporkan hilang. Pejabat tanggap bencana mengatakan ribuan penduduk diungsikan ke tempat yang aman lantaran desa-desa digenangi banjir.
Dilansir AP, Senin (26/10/2020) 13 orang dilaporkan hilang saat terjadi Topan Molave termasuk belasan nelayan yang mencari ikan di laut selama akhir pekan, meskipun ada larangan berlayar karena tingginya gelombang. Belum ada laporan tentang korban jiwa.
Topan bertiup dari barat menuju Laut China Selatan dengan kecepatan angin 125 kilometer per jam dan hembusan hingga 150 kilometer per jam. Peristiwa ini terjadi semalaman melalui provinsi di selatan Ibu Kota Manila. Namun di Manila tidak terjadi kerusakan yang besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 25.000 penduduk desa mengungsi, sekitar 20.000 orang berlindung di sekolah dan gedung pemerintah diubah menjadi tempat evakuasi. Kantor Pertahanan Sipil mengatakan bahwa beberapa telah kembali ke rumah di daerah di mana cuaca sudah cerah.
"Penduduk desa sekarang meminta untuk diselamatkan karena angin tiba-tiba meniup atap," kata Gubernur Provinsi Oriental Mindoro, Humerlito Dolol kepada rasioa DSMM.
Baca juga: Kebijakan Publik dan Komunikasi |
Dolor mengatakan hujan deras yang terjadi semalaman membanjiri desa-desa pertanian di provinsi Oriental Mindoro. Angin kencang juga menumbangkan pohon dan tiang listrik pada Senin pagi sehingga memutus aliran listrik. Pihak berwenang membersihkan jalan dari pohon tumbang dan puing-puing di beberapa kota setelah topan berlalu.
Di provinsi timur Catanduanes, 12 nelayan dilaporkan hilang setelah mereka tidak pulang usai menangkap ikan di laut akhir pekan.
Sebuah kapal pesiar tenggelam di lepas pantai provinsi Batangas, selatan Manila. Penjaga pantai mengatakan pihaknya berhasil menyelamatkan 7 awak kapal tetapi masih mencari anggota awak lainnya.
Sebuah kapal penumpang dan kargo juga kandas di pulau Bonuto di lepas Batangas saat wilayah itu dilanda angin kencang pada Senin pagi. Penjaga pantai mengatakan personelnya sedang dalam perjalanan ke pulau itu untuk menjemput lima awak kapal dan mengevakuasi kapal ke pantai.
Lebih dari 1.800 pengemudi truk kargo, pekerja dan penumpang terdampak di pelabuhan setelah penjaga pantai melarang kapal dan kapal feri berlayar di laut yang ganas. Beberapa pelabuhan kemudian dibuka kembali saat cuaca cerah.
Sekitar 20 topan dan badai setiap tahun melanda Filipina dan kepulauan di Asia Tenggara aktif secara seismik dengan gempa bumi dan letusan gunung berapi. Hal ini menjadikan Filipina sebagai salah satu negara rawan bencana di dunia.