Seorang pria muda yang menyukai atau memberi tanda 'like' pada gambar mengerikan di Twitter yang menunjukkan guru Prancis, Samuel Paty setelah dia dipenggal, telah didakwa di Prancis. Dia didakwa mengglorifikasi atau mengagungkan terorisme.
Dilanir AFP, Senin (26/10/2020) Paty diserang dan dipenggal di jalan karena mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya di kelas tentang kebebasan berekspresi.
Pembunuhnya, seorang pengungsi Chechnya berusia 18 tahun yang telah tinggal di Prancis sejak dia masih kecil. Pemuda itu ditembak mati oleh polisi. Sebelum kematiannya, dia memposting gambar kepala guru yang terpenggal di Twitter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berusia 22 tahun yang me-like atau menyukai foto itu di Twitter, didakwa pada hari Minggu (25/10) waktu setempat. Dia juga berasal dari Chechnya, ujar jaksa penuntut umum Prancis di pusat kota Blois, tempat dia tinggal.
Pemuda itu sudah berada dalam pemantauan pihak berwenang Prancis karena mendukung pembantaian di majalah satir Charlie Hebdo, yang pertama kali menerbitkan kartun Nabi.
Beberapa pisau dan senjata lain ditemukan di rumahnya, kata jaksa Frederic Chevallier. Namun, lanjut Chevallier, pria itu membantah telah diradikalisasi.
Sejak pembunuhan Paty pada 16 Oktober, otoritas Prancis telah melancarkan tindakan keras terhadap Islam radikal.
Polisi telah melakukan lusinan penggerebekan terhadap individu dan organisasi yang dicurigai mendukung atau bersekongkol dengan ekstremisme.