Jelang Pilpres, Peretas Rusia Serang Jaringan Pemerintah AS

Jelang Pilpres, Peretas Rusia Serang Jaringan Pemerintah AS

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 23 Okt 2020 12:30 WIB
A magnifying glass is held in front of a computer screen in this file picture illustration taken in Berlin May 21, 2013. Hackers broke into U.S. government computers, possibly compromising the personal data of 4 million current and former federal employees, and investigators were probing whether the culprits were based in China, U.S. officials said on June 4, 2015. REUTERS/Pawel Kopczynski/Files
Ilustrasi (Pawel Kopczynski/REUTERS)
Washington DC -

Para peretas yang disponsori Rusia dilaporkan berupaya menyusup ke dalam jaringan komputer pemerintah negara bagian dan pemerintah lokal di Amerika Serikat (AS). Bahkan para peretas Rusia ini berhasil menyusup ke dalam sistem dua instansi pemerintah AS.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (23/10/2020), hal tersebut diungkapkan oleh Biro Investigasi Federal AS (FBI) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dalam pernyataan gabungan pada Kamis (22/10) waktu setempat.

Informasi ini menjadi peringatan besar kedua soal peretasan asing dalam beberapa hari terakhir, atau sekitar dua pekan sebelum pilpres digelar pada 3 November mendatang. Direktur Intelijen Nasional AS, John Ratcliffe, pada Rabu (21/10), memperingatkan bahwa Rusia dan Iran berupaya mencampuri pilpres AS tahun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam peringatan terbaru, FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyatakan bahwa sebuah kelompok Rusia, yang terkadang disebut Berserk Bear atau Dragonfly oleh peneliti, telah menargetkan puluhan jaringan komputer pemerintah negara bagian, lokal, etnis dan wilayah AS, juga jaringan penerbangan.

"Sejak setidaknya September 2020, aktor ... yang disponsori negara Rusia ... telah melakukan kampanye melawan berbagai target AS secara luas," sebut FBI dal Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dalam peringatannya.

ADVERTISEMENT

Disebutkan bahwa para peretas asing itu sukses membobol sejumlah jaringan yang tidak disebut jumlah pastinya, dan awal bulan ini berhasil mencuri data dari dua jaringan di antaranya. Informasi itu disampaikan dalam situs Badan Keamanan dan Infrastruktur Siber AS, yang merupakan bagian dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.

Ratcflife sebelumnya menyebut Rusia telah mendapatkan informasi pemilih AS dan menyebut Iran mengirimkan email palsu kepada para pemilih AS dalam upaya mengintimidasi mereka. Upaya Rusia dan Iran itu disebut dimaksudkan untuk merusak kepercayaan publik AS terhadap integritas pilpres dan menyebarkan informasi keliru untuk mempengaruhi hasilnya.

Pada Kamis (22/10) waktu setempat, para pejabat AS berhati-hati dalam memberikan peringatan mereka, dengan menekankan bahwa mereka tidak memiliki informasi yang mengindikasikan para peretas secara sengaja berniat mengganggu pemilu atau operasional pemerintah AS.

"Namun, aktor tersebut mungkin mencari akses untuk mendapatkan opsi gangguan di masa mendatang, untuk mempengaruhi kebijakan dan tindakan AS, atau mendelegitimasi entitas pemerintah (negara bagian maupun lokal)," tandas peringatan tersebut.

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads