Para peretas yang disponsori Rusia dilaporkan berupaya menyusup ke dalam jaringan komputer pemerintah negara bagian dan pemerintah lokal di Amerika Serikat (AS). Bahkan para peretas Rusia ini berhasil menyusup ke dalam sistem dua instansi pemerintah AS.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (23/10/2020), hal tersebut diungkapkan oleh Biro Investigasi Federal AS (FBI) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dalam pernyataan gabungan pada Kamis (22/10) waktu setempat.
Informasi ini menjadi peringatan besar kedua soal peretasan asing dalam beberapa hari terakhir, atau sekitar dua pekan sebelum pilpres digelar pada 3 November mendatang. Direktur Intelijen Nasional AS, John Ratcliffe, pada Rabu (21/10), memperingatkan bahwa Rusia dan Iran berupaya mencampuri pilpres AS tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam peringatan terbaru, FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyatakan bahwa sebuah kelompok Rusia, yang terkadang disebut Berserk Bear atau Dragonfly oleh peneliti, telah menargetkan puluhan jaringan komputer pemerintah negara bagian, lokal, etnis dan wilayah AS, juga jaringan penerbangan.
"Sejak setidaknya September 2020, aktor ... yang disponsori negara Rusia ... telah melakukan kampanye melawan berbagai target AS secara luas," sebut FBI dal Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dalam peringatannya.
Disebutkan bahwa para peretas asing itu sukses membobol sejumlah jaringan yang tidak disebut jumlah pastinya, dan awal bulan ini berhasil mencuri data dari dua jaringan di antaranya. Informasi itu disampaikan dalam situs Badan Keamanan dan Infrastruktur Siber AS, yang merupakan bagian dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.
Ratcflife sebelumnya menyebut Rusia telah mendapatkan informasi pemilih AS dan menyebut Iran mengirimkan email palsu kepada para pemilih AS dalam upaya mengintimidasi mereka. Upaya Rusia dan Iran itu disebut dimaksudkan untuk merusak kepercayaan publik AS terhadap integritas pilpres dan menyebarkan informasi keliru untuk mempengaruhi hasilnya.
Pada Kamis (22/10) waktu setempat, para pejabat AS berhati-hati dalam memberikan peringatan mereka, dengan menekankan bahwa mereka tidak memiliki informasi yang mengindikasikan para peretas secara sengaja berniat mengganggu pemilu atau operasional pemerintah AS.
"Namun, aktor tersebut mungkin mencari akses untuk mendapatkan opsi gangguan di masa mendatang, untuk mempengaruhi kebijakan dan tindakan AS, atau mendelegitimasi entitas pemerintah (negara bagian maupun lokal)," tandas peringatan tersebut.