Otoritas Tunisia mengatakan bahwa kepolisian negara tersebut sedang menyelidiki seorang anggota parlemen yang dalam sebuah postingan Facebook, tampaknya membela pemenggalan seorang guru Prancis. Guru itu dibunuh usai menunjukkan kartun satir Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.
Dilansir AFP, Selasa (20/10/2020) guru Samuel Paty, yang menggunakan kartun itu selama pelajaran tentang kebebasan berekspresi, dibunuh di jalan di dekat sekolahnya pada Jumat (16/10) sore waktu setempat. Peristiwa ini memicu kemarahan dan demonstrasi di seluruh Prancis yang mendukung kebebasan berekspresi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota parlemen Tunisia, Rached Khiari, seorang independen yang bersekutu dengan gerakan Islam Karama yang merupakan bagian dari koalisi pemerintahan negara Afrika Utara itu, menulis di Facebook pada hari berikutnya:
"Menghina nabi Tuhan adalah kejahatan terbesar dan siapa pun yang melakukannya, baik negara, kelompok atau individu, harus menerima konsekuensinya."
Komentarnya memicu debat panas di media sosial di kalangan warganet Tunisia. Mohsen Dali, seorang jaksa penuntut Tunisia, mengatakan kepada AFP bahwa pengadilan telah menunjuk "sebuah tim yang mengkhususkan diri dalam terorisme untuk memeriksa isi postingan itu", meskipun penyelidikan yudisial penuh belum dibuka.
Khiari mengatakan dia siap melepaskan kekebalan parlementernya terkait penyelidikan ini.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Tunisia Hichem Mechichi menyampaikan belasungkawa pada PM Prancis Jean Castex dalam panggilan telepon hari Sabtu (17/10). Dia menekankan bahwa Tunisia menolak "semua bentuk ekstremisme dan terorisme" dan membela hak-hak "kebebasan berekspresi dan berkeyakinan."