Jepang Akan Lepaskan Air Terkontaminasi dari PLTN Fukushima ke Lautan

Jepang Akan Lepaskan Air Terkontaminasi dari PLTN Fukushima ke Lautan

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 16 Okt 2020 11:42 WIB
Water from the Fukushima plant has been filtered to reduce radioactivity Hitoshi KATANODA POOL/AFP/File
Air dari Fukushima telah disaring untuk mengurangi kadar radioaktifnya (Hitoshi KATANODA POOL/AFP/File)
Tokyo -

Otoritas Jepang telah memutuskan untuk melepaskan lebih dari 1 juta ton air dari pembangkit nuklir Fukushima yang rusak, ke lautan. Keputusan ini diambil setelah pertimbangan selama bertahun-tahun dan di tengah tentangan keras dari nelayan setempat.

Seperti dilansir AFP, Jumat (16/10/2020), air Fukushima yang akan dilepaskan ke lautan ini telah disaring dan diolah untuk mengurangi kadar radioaktifnya. Misi pelepasan ini akan memakan waktu setidaknya selama beberapa dekade ke depan.

Laporan Nikkei, The Yomiuri dan beberapa media lokal lainnya menyebut operasi ini kemungkinan akan dimulai paling cepat tahun 2022 mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan ini mengakhiri perdebatan panjang soal bagaimana cara membuang cairan yang termasuk air yang sebelumnya digunakan untuk mendinginkan pembangkit listrik tenaga nuklir yang rusak akibat tsunami dahsyat tahun 2011 lalu. Awal tahun ini, panel pemerintah Jepang menyatakan bahwa opsi melepaskan air terkontaminasi itu ke lautan atau menguapkannya menjadi 'pilihan yang realistis'.

Hingga bulan lalu, menurut laporan Nikkei, sedikitnya ada 1,23 juta ton air limbah di fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima tersebut.

ADVERTISEMENT

Aktivis lingkungan menyampaikan penolakan keras terhadap proposal tersebut. Para nelayan dan petani setempat juga menyuarakan kekhawatiran bahwa konsumen akan menghindari makanan laut dan hasil bumi dari wilayah tersebut. Korea Selatan, yang melarang impor makanan laut dari area itu, juga berulang kali menyuarakan kekhawatiran soal dampak lingkungan.

Pemerintah Jepang telah mempertimbangkan isu ini selama lebih dari 3 tahun terakhir. Keputusan harus diambil segera mengingat ruang dan tempat untuk menyimpan air terkontaminasi itu -- yang termasuk air tanah dan air hujan yang merembes ke pembangkit setiap hari -- semakin menipis.

Sebagian besar isotop radioaktif telah dihilangkan melalui proses filtrasi ekstensif -- namun masih tersisa satu, yakni tritium, yang tidak bisa dihilangkan dengan teknologi yang ada saat ini.

Pada Januari lalu, panel para pakar menyarankan bahwa membuang air terkontaminasi ke lautan menjadi opsi yang layak karena metode ini juga dipakai di reaktor nuklir biasa.

Menurut para pakar, tritium hanya berbahaya bagi manusia dalam dosis sangat besar. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) berpendapat bahwa air yang disaring secara benar bisa diencerkan dengan air laut dan kemudian dilepaskan dengan aman ke lautan.

The Yomiuri melaporkan bahwa air terkontaminasi itu akan diencerkan di dalam fasilitas sebelum dilepaskan, sehingga konsentrasinya 40 kali lebih sedikit, dengan keseluruhan proses memakan waktu 30 tahun.

Air terkontaminasi yang telah diolah saat ini disimpan di dalam 1.000 tangki besar di Fukushima Daiichi, lokasi melelehkan reaktor nuklir dalam insiden nyaris satu dekade lalu. Operator pembangkit nuklir Fukushima, TEPCO, tengah membangun lebih banyak tangki, namun semuanya diperkirakan akan penuh pada pertengahan tahun 2022.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads