Seorang penjaga perdamaian PBB tewas di Mali Utara dan lainnya terluka parah. Hal ini terjadi setelah kendaraan mereka terkena bom pinggir jalan.
Dilansir AFP, Jum'at (16/10/2020) ledakan terjadi sekitar 50 kilometer (30 mil) selatan kota utara Kidal. Seorang guru di kota terdekat Anefis mengatakan bahwa kontingen Mesir dari misi penjaga perdamaian PBB di Mali, tersebut telah melindungi konvoi pasokan ketika menghantam ranjau darat.
Kepala Minusma Mahamat Saleh Annadif, mengutuk serangan itu, dengan mengatakan bahwa penjaga perdamaian tidak akan diintimidasi. Selain itu, serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian juga dianggap sebagai kejahatan perang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak akan diintimidasi," kata Mahamat.
"Saya ingat bahwa serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB dapat dianggap sebagai kejahatan perang menurut hukum internasional," sambungnya.
Disebutkan, Mali telah berjuang untuk menahan pemberontakan jihadis yang pertama kali muncul di utara pada tahun 2012, dan sejak itu menyebar ke pusat negara dan tetangganya Burkina Faso dan Niger. Ribuan tentara dan warga sipil tewas dalam konflik tersebut hingga saat ini, dan ratusan ribu lainnya harus mengungsi dari rumah mereka.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memiliki sekitar 13.000 tentara yang dikerahkan di Mali sebagai bagian dari misi penjaga perdamaiannya yang dikenal sebagai Minusma. Lebih dari 220 penjaga perdamaian PBB telah kehilangan nyawa mereka di Mali, sejak pertama kali ditempatkan pada tahun 2013.
(dwia/dwia)