Otoritas China mengomentari operasi kapal perang Amerika Serikat (AS) yang melintasi Selat Taiwan. China menyebut AS telah secara serius merusak perdamaian dan stabilitas di jalur perairan strategis tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (15/10/2020), juru bicara Komando Timur China, Zhang Chunhui, menegaskan bahwa militer China mengikuti dan memantau pergerakan kapal perang AS, USS Barry, saat melakukan apa yang disebut Angkatan Laut AS sebagai 'transit rutin Selat Taiwan' pada Rabu (14/10) waktu setempat.
Otoritas China menganggap Taiwan sebagai bagian wilayahnya yang membandel dan perlu dipersatukan kembali dengan daratan utama China, bahkan dengan kekerasan jika diperlukan. Pemerintah AS, di sisi lain, telah meningkatkan dukungan untuk Taiwan demi mendukung apa yang dianggapnya sebagai pos demokrasi penting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China menuduh AS dan Taiwan melakukan 'kolusi' yang bertujuan agar Taiwan bisa mendeklarasikan kemerdekaan resmi. Baru-baru ini, China meningkatkan aktivitas Angkatan Udaranya di dekat Taiwan untuk unjuk kekuatan militer.
Beberapa waktu terakhir, Gedung Putih telah memberitahu Kongres AS soal rencana penjualan tiga sistem persenjataan canggih kepada Taiwan. Sistem persenjataan itu dilaporkan juga menyertakan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang canggih dan drone MQ-9.
Dalam pernyataannya, Zhang menegaskan bahwa AS harus menghentikan kata-kata dan tindakan provokatif di Selat Taiwan. Dia menambahkan bahwa militer China akan secara tegas mempertahankan integritas wilayah dan menjaga perdamaian juga stabilitas di Selat Taiwan.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut USS Barry berlayar ke arah utara melalui selat tersebut. Disebutkan juga bahwa Taiwan ikut memantau kapal perang AS itu dan menyebut situasinya normal.
Simak juga video 'Memanas! AS Batasi Aktivitas Perjalanan Diplomat China':