Rusia dan Amerika Serikat (AS) sukses mengirimkan dua kosmonaut dan satu astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Untuk pertama kalinya, ketiga awak luar angkasa itu dikirimkan dengan menggunakan manuver jalur cepat untuk mencapai pos orbit terdepan, yang ditempuh hanya dalam waktu 3 jam.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (14/10/2020), astronot Kate Rubins dari Badan Antariksa AS (NASA) bersama kosmonaut Sergey Ryzhikov dan Sergey Kud-Sverchkov dari Badan Luar Angkasa Rusia (Roscosmos) lepas landas dari Bumi pada Rabu (14/10) pagi waktu setempat.
Ketiganya berangkat ke ISS dari fasilitas peluncuran luar angkasa Baikonur di Kazakhstan -- yang disewa Rusia. Para astronaut dan kosmonaut itu akan menghabiskan waktu selama 6 bulan di ISS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk pertama kalinya, mereka mencoba pendekatan dua orbit selama tiga jam menuju pos luar angkasa yang mengorbit. Sebelumnya, dibutuhkan waktu dua kali lebih lama bagi para awak untuk mencapai ISS.
Di ISS, mereka akan bergabung dengan komandan ISS, Chris Cassidy, dari NASA dan dua kosmonaut Roscosmos, Anatoly Ivanishin dan Ivan Vagner. Mereka berada di ISS sejak April dan dijadwalkan kembali ke Bumi dalam sepekan.
Berbicara dalam konferensi pers sebelum peluncuran pada Selasa (13/10) waktu setempat, Rubins menekankan bahwa para awak menghabiskan waktu beberapa pekan dalam karantina di pusat pelatihan Star City di luar Moskow, Rusia dan kemudian di Baikonur untuk menghindari ancaman virus Corona (COVID-19).
Lebih lanjut, Rubins menantikan eksperimen ilmiah yang akan dilakukannya selama di ISS. "Kami berencana untuk mencoba beberapa hal yang sangat menarik seperti jaringan bio-printing dan menumbuhkan sel di luar angkasa dan, tentu, melanjutkan pekerjaan kita pada pengurutan DNA," tuturnya.
Dituturkan oleh Ryzhikov bahwa para awak akan mencari tahu lokasi pasti dari kebocoran oksigen yang dilaporkan terjadi di bagian Rusia di ISS. Kebocoran kecil itu dilaporkan tidak menimbulkan bahaya langsung bagi para awak.
"Kami akan membawa peralatan tambahan yang akan memungkinkan kami untuk mendeteksi lokasi kebocoran dengan lebih tepat," sebutnya. "Kami juga akan membawa serta bahan kedap udara tambahan yang ditingkatkan yang memungkinkan untuk memperbaiki kebocoran," imbuh Ryzhikov.