Calon presiden AS jagoan Demokrat, Joe Biden menyindir masalah laporan pajak Donald Trump dengan ungkapan 'insyaallah'. Ucapan 'insyaallah' Biden itu mendapat sorotan di media sosial.
Dalam siaran debat yang disiarkan oleh Cable-Satellite Public Affairs Network (C-SPAN), Rabu (30/9/2020), moderator debat, Chris Wallace mulanya membahas soal laporan New York Times yang menyebut Trump tidak membayar pajak penghasilan selama 10 tahun.
Chris Wallace bertanya kepada Trump soal laporan pajak itu. "Anda membayar jutaan dollar?" tanyanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, jutaan dollar. Dan Anda bisa melihatnya," jawab Trump beberapa kali.
Namun, di sela-sela jawaban itu, Biden menimpali klaim Trump itu: "Kapan? Insya Allah?"
Belum ada komentar dari Biden soal konteks Insya Allah yang dia ucapkan itu. Namun, di media sosial banyak yang menilai ucapan itu untuk menyindir Trump, bahwa Trump hanya akan laporkan pajak jika Tuhan berkehendak.
CNN menulis anak-anak di dunia muslim akan sering mengatakan bahwa ketika orang tua menjawab pertanyaan dengan 'insyaallah', yang disebut CNN menandakan janji yang tidak terpenuhi, sementara ketepatan waktu yang tidak dapat diandalkan dengan ringan dikaitkan dengan 'waktu insyaallah'.
"Ya, Joe Biden mengatakan 'Insya Allah' selama debat #Debates2020," cuit komentator politik Wajahat Ali.
Perbincangan di media sosial menyebut bahwa ungkapan 'insyaallah' yang diucapkan oleh Biden ialah sindiran untuk Trump, yakni soal ketidakpastian pengembalian pajak Trump.
Sebelumnya, diketahui bahwa Trump tidak pernah merilis pengembalian pajaknya ke publik, sesuatu yang tidak sejalan dengan kandidat presiden dan petahana dari Partai Republik dan Demokrat sebelumnya.
Namun, awal pekan ini, The New York Times melaporkan bahwa Trump tidak membayar pajak penghasilan federal dalam 10 dari 15 tahun mulai tahun 2000 karena dia melaporkan kehilangan jauh lebih banyak daripada yang dia hasilkan, mengutip lebih dari dua dekade informasi pajak yang diperoleh surat kabar tersebut