Mantan manajer kampanye Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Brad Parscale sempat mencoba bunuh diri sebelum akhirnya diamankan petugas. Parscale juga diduga memukuli istrinya.
Dilansir AFP, Selasa (29/9/2020) Parscale diduga memukul istrinya, menodongkan pistol dan mengancam akan bunuh diri selama pertengkaran yang terjadi pada hari Minggu (27/9) waktu setempat. Polisi melaporkan insiden itu terjadi di Fort Lauderdale, 50 kilometer utara Miami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video bodycam polisi, istri Parscale, Candice, tampak di luar rumah dengan bikini dan handuk, mengatakan kepada polisi bahwa suaminya "bertingkah gila" dan menodongkan pistol.
"Saya melihatnya membuka tirai di halaman depan dan dia menutupnya dan saya mendengar apa yang saya pikir adalah tembakan," kata Candice.
Rekaman itu menunjukkan Parscale (44) kemudian muncul dari rumah, bertelanjang dada dan memegang kaleng bir.
Dia ditangkap oleh polisi bersenjata, dijatuhkan ke tanah dan diikat dengan borgol saat dia berulang kali mengatakan "Saya tidak melakukan apa-apa."
Laporan polisi mengatakan dia tampak mabuk. Candice mengatakan suaminya dalam beberapa pekan terakhir berubah menjadi kasar.
"Saya melihat beberapa luka memar berukuran besar di kedua lengan, pipi dan dahinya (Candice)," tulis detektif Steven Smith dalam laporan kepolisian. "Ketika saya bertanya bagaimana dia menerima memar itu, (dia) menyatakan bahwa Brad Parscale memukulnya."
Simak video 'Mengenal Electoral College di Pilpres Amerika Serikat':
Parscale dilaporkan memiliki dua shotgun, dua senapan dan enam pistol di rumahnya. Dia akan fokus mendapatkan fasilitas kesehatan mental untuk evaluasi.
Selain itu, dia sempat diduga hendak melakukan percobaan bunuh diri. "Polisi dipanggil ke sebuah rumah sehubungan dengan seorang pria bersenjata yang mencoba bunuh diri," kata petugas polisi Fort Lauderdale DeAnna Greenlaw kepada CNN, Minggu (27/9).
Sebelumnya, diketahui bahwa Parscale dipecat sebagai manajer kampanye ketika perolehan suara Trump anjlok dalam berbagai polling pada bulan Juli, hanya empat bulan sebelum pemilihan presiden pada November mendatang.
Dia dicopot tak lama setelah kampanye Trump di Tulsa, Oklahoma yang secara luas dikritik karena sedikitnya jumlah orang yang hadir. Namun, dia tetap menjadi anggota senior tim kampanye Trump.