Tragis! Tiga anak dan dua wanita dari satu keluarga di Baghdad, Irak tewas akibat serangan roket. Roket tersebut menargetkan bandara Baghdad, tempat pasukan Amerika Serikat ditempatkan, tapi malah jatuh di rumah mereka.
Serangkaian insiden terbaru yang menargetkan kepentingan Amerika di Irak terjadi setelah Washington mengancam akan menutup kedutaannya dan menarik 3.000 tentaranya dari negara itu, kecuali serangan-serangan roket berhenti.
Serangan yang dimulai sekitar satu tahun lalu itu hanya menimbulkan sedikit korban. Namun, insiden pada Senin (28/9) waktu setempat itu, adalah serangan roket pertama yang merenggut begitu banyak nyawa warga sipil. Militer Irak menyebut serangan roket itu juga melukai dua anak lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (29/9/2020), belum ada pihak atau kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket tersebut.
Serangan-serangan sebelumnya yang sejenis telah diklaim oleh kelompok-kelompok kecil yang mengatakan bahwa mereka bertindak melawan "penjajah Amerika".
Para ahli mengatakan bahwa kelompok tersebut termasuk para mantan anggota faksi pro-Iran dari aliansi paramiliter Hashed al-Shaabi.
Militer Irak, dalam pernyataannya hari Senin (28/9) waktu setempat, menuduh "gerombolan kriminal dan kelompok penjahat" berusaha untuk "menciptakan kekacauan dan meneror orang-orang".
Antara Oktober tahun lalu dan Juli tahun ini, tercatat setidaknya 39 serangan roket menargetkan kepentingan AS di Irak. Jumlah yang hampir sama terjadi lagi sejak itu.
Sumber-sumber intelijen Irak menyalahkan serangan itu pada sekelompok kecil faksi paramiliter garis keras yang didukung Iran.