Kanselir Jerman, Angela Merkel, dilaporkan menjenguk tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, saat dia menjalani perawatan di rumah sakit Berlin usai diduga diracun agen saraf Novichok. Kunjungan Merkel secara langsung ini disebut menunjukkan keseriusan Jerman dalam menangani kasus Navalny.
Seperti dilansir Reuters, Senin (28/9/2020), laporan soal kunjungan langsung Merkel untuk Navalny itu dilaporkan media terkemuka Jerman, Der Spiegel, dalam laporannya. Tanpa mengutip sumber, Der Spiegel melaporkan bahwa Merkel mengunjungi langsung Navalny di Rumah Sakit Charite, Berlin.
Tidak disebut lebih lanjut kapan kunjungan itu dilakukan tepatnya. Menurut laporan Der Spiegel, kunjungan Merkel itu dilakukan secara rahasia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Navalny jatuh sakit pada 20 Agustus lalu, saat dalam penerbangan domestik dan dilarikan ke sebuah rumah sakit di Siberia. Dalam keadaan koma, Navalny diterbangkan ke Berlin sekitar dua hari setelahnya. Di Berlin, Navalny menjalani perawatan medis selama 32 hari.
Pada 7 September, rumah sakit Charite di Berlin mengumumkan Navalny bangun dari koma. Pekan lalu, para dokter di rumah sakit Charite mengumumkan bahwa Navalny diperbolehkan pulang. Namun dia memutuskan untuk tinggal di Jerman sementara waktu untuk melanjutkan perawatan medis sebagai pasien rawat jalan.
Juru bicara Merkel menolak untuk mengomentari laporan Der Spiegel itu.
Laporan Der Spiegel menyatakan bahwa kunjungan langsung Merkel terhadap tokoh oposisi Rusia yang tergolong tidak biasa ini menunjukkan bahwa otoritas Jerman akan terus mengejar kebenaran di balik kasus ini.
Pemerintah Jerman menyatakan bahwa hasil pemeriksaan di tiga negara, yakni Jerman, Prancis dan Swedia, menyatakan Navalny diracun dengan agen saraf Novichok. Jerman pun meminta Rusia untuk memberikan penjelasan terkait kasus Navalny. Rusia diminta membuktikan bahwa diracunnya Navalny tidak diperintahkan oleh negara dan didorong untuk melakukan penyelidikan yang layak.
Namun otoritas Rusia berargumen pihaknya membutuhkan bukti dari tes di Jerman dan beberapa negara lainnya untuk bisa memulai penyelidikan. Rusia bersikeras membantah tuduhan yang menyebut pemerintah terlibat dalam kasus Navalny.