Usai Diracun dengan Novichok, Alexei Navalny Pulih Lebih Cepat

Usai Diracun dengan Novichok, Alexei Navalny Pulih Lebih Cepat

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Senin, 28 Sep 2020 09:53 WIB
Usai menjalani perawatan selama sebulan akibat diracun, kondisi kondisi pemimpin oposisi Rusia Alexey Navalny membaik. Navalny bisa keluar dari RS Charite, Berlin, Jerman.
Foto: Alexei Navalny (AP Photo)
Moskow -

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny kini kembali pulih usai diduga diracun bulan lalu. Dia pulih lebih cepat dari yang diharapkan. Hal ini disampaikan oleh salah satu asisten Navalny.

Dilansir Associated Press, Seni (28/9/2020) Navalny, yang pingsan di pesawat dari Siberia ke Moskow pada 20 Agustus dan menghabiskan hampir tiga minggu dalam keadaan koma, dipulangkan minggu lalu dari rumah sakit Berlin, Jerman tempat dia dirawat. Dokternya mengatakan bahwa berdasarkan kemajuan Navalny, "pemulihan total mungkin dilakukan".

"Dia melakukannya jauh lebih baik, menurut saya ternyata jauh lebih baik," kata Leonid Volkov, kepala staf Navalny, kepada penyiar RTL Jerman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Menurut saya pemulihannya benar-benar lebih cepat dari yang diharapkan, dan tentunya ini adalah kabar baik yang membuat kami sangat bahagia," imbuhnya.

Volkov mengatakan, Navalny, musuh lama Presiden Rusia Vladimir Putin, saat ini masih menjalani perawatan rawat jalan dan tetap di bawah perlindungan ketat.

"Saya pribadi tidak berpikir bahwa serangan lain dapat terjadi di Berlin," katanya. "Dia dijaga cukup ketat," imbuhnya.

Otoritas Jerman mengatakan Navalny diracun dengan zat saraf yang kuat dan meminta Rusia untuk menyelidiki serangan yang terjadi di wilayahnya.

Kehadiran agen saraf era Uni Soviet, Novichok dalam sampel Navalny dikuatkan oleh laboratorium di Prancis dan Swedia. Tetapi Rusia telah menolak tekanan internasional untuk melakukan penyelidikan kriminal, dengan mengatakan tesnya sendiri tidak menemukan jejak zat beracun dalam tubuh pemimpin oposisi tersebut.

Keracunan itu "memiliki begitu banyak konsekuensi negatif bagi Kremlin," kata Volkov, seraya menambahkan bahwa menurut pendapatnya, percobaan pembunuhan tidak mungkin terjadi tanpa persetujuan Putin.

Navalny mengatakan bahwa dia bermaksud kembali ke Rusia untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Dia memahami risikonya dengan cukup baik, dan kami harus memikirkan bagaimana dia bisa terus tinggal di Rusia," kata Volkov kepada RTL. "Ini tidak akan mudah dan banyak hal akan berubah, tentunya, untuk mengurangi kemungkinan serangan kedua," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads