Presiden Venezuela dan para menteri penting disebut bertanggung jawab atas kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan. Hal ini disampaikan oleh penyelidik PBB dalam sebuah laporan yang dengan cepat dilabeli pemerintah negara itu sebagai "penuh dengan kebohongan".
Dilansir AFP, Kamis (17/9/2020), sebuah tim yang ditugaskan untuk menyelidiki serangkaian dugaan pelanggaran mengatakan mereka telah menemukan bukti bahwa aktor negara, termasuk Presiden Venezuela Nicolas Maduro, berada di balik kejahatan serius seperti pembunuhan di luar proses hukum dan penggunaan penyiksaan secara sistematis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza membantah laporan itu di Twitter. Dia mengkritik laporan itu karena "dibuat dari jarak jauh tanpa ketelitian metodologis" dan "dikendalikan oleh pemerintah yang tunduk pada Washington."
Dia mengatakan dokumen, yang dibuat oleh Misi Pencarian Fakta Internasional yang diprakarsai oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB setahun lalu, "penuh dengan kebohongan."
Ketua tim Marta Valinas mengatakan laporan itu "menemukan alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa pihak berwenang Venezuela dan pasukan keamanan sejak 2014 telah merencanakan dan melaksanakan pelanggaran hak asasi manusia yang serius."
"Beberapa dari pelanggaran itu, termasuk pembunuhan sewenang-wenang dan penggunaan penyiksaan secara sistematis, merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Valinas. Timnya yang beranggotakan tiga orang tidak dapat memasuki Venezuela tetapi mengandalkan wawancara jarak jauh dengan para korban, saksi, dan lainnya, juga. sebagai analisis file hukum.
"Jauh dari tindakan terisolasi, kejahatan ini dikoordinasikan dan dilakukan sesuai dengan kebijakan negara, dengan pengetahuan atau dukungan langsung dari komandan dan pejabat senior pemerintah," ujarnya.
Tonton video 'Presiden Venezuela Cek Kesetiaan Militernya':
Penyelidik Francisco Cox mengatakan kepada wartawan bahwa tim telah menemukan bukti mengenai presiden pada beberapa kesempatan secara pribadi memberi tahu dinas intelijen nasional (SEBIN) tentang siapa yang harus diawasi dan ditahan.
Pemimpin oposisi Juan Guaido mengatakan laporan itu "menghilangkan keraguan: Maduro adalah penjahat yang selain mendukung perdagangan narkoba dan terorisme, juga melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan."
Laporan itu juga menyoroti angka pembunuhan di luar hukum yang melonjak, menyesalkan bahwa sebagian besar pembunuhan oleh pasukan keamanan tidak menghasilkan penuntutan.
Misi yang dikerjakan tim tersebut meninjau sekitar 2.500 insiden sejak 2014 yang menyebabkan lebih dari 5.000 pembunuhan oleh pasukan keamanan.