Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengharapkan Arab Saudi untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Saudi diharapkan menyusul langkah diplomatik yang diambil dua negara Arab lainnya, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, yang baru saja meneken perjanjian damai dengan Israel di Gedung Putih.
Seperti dilansir AFP, Rabu (16/9/2020), penandatanganan resmi perjanjian damai antara Israel dengan UEA dan Bahrain telah dilakukan di Gedung Putih, Washington DC, pada Selasa (15/9) waktu setempat. Trump hadir sebagai penengah dari kesepakatan-kesepakatan bersejarah tersebut.
Penandatanganan itu dilakukan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dengan Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed Al-Nahyan dan Menteri Luar Negeri Bahrain, Abdullatif al-Zayani, dalam seremoni di South Lawn, atau halaman selatan Gedung Putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya apakah dirinya mengharapkan Saudi untuk menyusul UEA dan Bahrain, Trump menjawab: "Iya. Saya telah berbicara dengan Raja Arab Saudi."
"Pada waktu yang tepat," imbuh Trump kepada wartawan.
Dalam percakapan via telepon pada 6 September lalu, Raja Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud memberitahu Trump bahwa Saudi sangat menginginkan solusi adil dan permanen bagi isu Palestina. Raja Salman menyatakan kepada Trump bahwa dirinya mengapresiasi upaya-upaya AS untuk mendukung perdamaian.
Namun, Raja Salman juga memberitahu Trump soal posisi tegas Saudi terhadap isu Palestina. "Menegaskan keinginan Kerajaan (Saudi) untuk mencapai solusi abadi dan adil bagi perjuangan Palestina untuk mewujudkan perdamaian, yang merupakan titik awal utama dalam upaya Kerajaan (Saudi) dan Inisiatif Perdamaian Arab," demikian seperti dilaporkan kantor berita Saudi Press Agency (SPA), pada saat itu.
(nvc/rdp)