Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan memblokir berbagai produk China yang dibuat melalui sistem "kerja paksa" di wilayah Xinjiang. Pemblokiran ini juga termasuk produk-produk dari pusat "kejuruan" yang dicap sebagai "kamp konsentrasi" untuk minoritas Uighur di Xinjiang.
"Pemerintah China terlibat dalam pelanggaran sistematis terhadap orang-orang Uighur dan minoritas lainnya," kata Mark Morgan, penjabat komisaris Badan Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai seperti dilansir AFP, Senin (15/9/2020).
"Kerja paksa adalah pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Selasa (15/9/2020):
- Menantu Trump Beri Kitab Taurat ke Raja Bahrain Sebelum Damai dengan Israel
Perwakilan khusus Gedung Putih Avi Berkowitz merilis foto prosesi pemberian gulungan kitab Taurat kepada Raja Bahrain. Kitab Taurat itu diberikan oleh menantu Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Jared Kushner.
Dilansir The Times of Israel, Selasa (15/9/2020), Kushner yang menjabat sebagai penasihat senior Presiden AS Donald Trump, memberikan Raja Hamad bin Isa Al Khalifa gulungan Taurat itu pada kunjungan ke Bahrain awal bulan ini.
Selama kunjungan tersebut, Kushner mendorong Bahrain untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, beberapa minggu setelah negara tetangganya, Uni Emirat Arab (UEA) melakukannya. Trump baru saja mengumumkan pada hari Jumat (11/9) bahwa Bahrain akan mengikuti jejak UEA dan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
- Bunuh PRT Indonesia karena Cemburu, Pria Bangladesh Diadili di Singapura
Diduga karena amarah dan cemburu, seorang pekerja Bangladesh mencekik pacarnya hingga tewas. Korban, seorang WNI dibunuh di sebuah hotel di Singapura.
Seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (15/9/2020) korban, Nurhidayati Wartono Surata, perempuan WNI yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga (PRT), ditemukan dalam keadaan tak bergerak di ranjang hotel di Geylang oleh resepsionis pada malam 30 Desember 2018.
Pacar korban, Ahmed Salim (31) diadili pada Selasa (15/9/2020) ini atas satu tuduhan pembunuhan. Pengacaranya mengklaim bahwa kata-kata terakhir yang diucapkan korban kepada Ahmed adalah pria lain "lebih baik daripada kamu di tempat tidur dan lebih baik secara finansial". Kalimat itu seolah membanding-bandingkan Ahmed.
- Vaksin Corona Buatan China Diperkirakan Siap untuk Umum pada November
Vaksin virus Corona yang sedang dikembangkan di China mungkin siap untuk digunakan oleh masyarakat umum secepatnya pada November tahun ini. Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China.
Dilansir Reuters dan Channel News Asia, Senin (15/9/2020) China memiliki empat vaksin COVID-19 yang saat ini dalam tahap akhir uji klinis. Setidaknya tiga di antaranya telah ditawarkan kepada para pekerja penting di bawah program penggunaan darurat yang diluncurkan pada Juli.
Uji klinis fase 3 berjalan lancar dan vaksin dapat siap untuk masyarakat umum pada November atau Desember, kata kepala ahli biosafety CDC Guizhen Wu dalam wawancara dengan TV pemerintah pada Senin (14/9).
- Duterte Marah ke Perusahaan Barat yang Minta Uang Muka Vaksin Corona
Presiden Filipina Rodrigo Duterte berjanji akan memprioritaskan pembelian vaksin COVID-19 yang akan disediakan oleh Rusia atau China. Duterte juga mengecam perusahaan farmasi negara-negara Barat yang meminta pembayaran di muka untuk penawaran vaksin.
Dilansir AsiaOne, Selasa (15/9/2020), Duterte menyatakan optimisme bahwa Filipina, yang telah mencatat jumlah kasus virus Corona tertinggi di Asia Tenggara hampir 266.000, akan "kembali normal" pada bulan Desember. Yakni dengan menggantungkan harapannya pada ketersediaan vaksin.
"Kami akan memberikan preferensi kepada Rusia dan China dengan syarat bahwa vaksin mereka sebaik vaksin lainnya di pasar," kata Duterte dalam pidato yang disiarkan televisi Senin (14/9).
- AS Blokir Produk China yang Dibuat di Kamp 'Kerja Paksa' Xinjiang
Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan memblokir berbagai produk China yang dibuat melalui sistem "kerja paksa" di wilayah Xinjiang. Pemblokiran ini juga termasuk produk-produk dari pusat "kejuruan" yang dicap sebagai "kamp konsentrasi" untuk minoritas Uighur di Xinjiang.
"Pemerintah China terlibat dalam pelanggaran sistematis terhadap orang-orang Uighur dan minoritas lainnya," kata Mark Morgan, penjabat komisaris Badan Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai seperti dilansir AFP, Senin (15/9/2020).
"Kerja paksa adalah pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan," lanjutnya.