Sedikitnya 74 orang ditangkap dalam unjuk rasa anti-lockdown virus Corona (COVID-19) yang digelar di Melbourne, Australia, pada Minggu (13/9) waktu setempat. Para demonstran dilaporkan bertindak agresif terhadap polisi dalam unjuk rasa ini.
Seperti dilansir CNN, Senin (14/9/2020), unjuk rasa memprotes lockdown Corona itu berlangsung sejak Sabtu (12/9) waktu setempat hingga Minggu (13/9) waktu setempat. Lockdown memang masih diterapkan di Melbourne, namun dijadwalkan mulai dilonggarkan pada Minggu (13/9) malam waktu setempat.
Kepolisian negara bagian Victoria, yang menjadi lokasi Melbourne, menerbitkan sedikitnya 176 pemberitahuan pelanggaran terkait unjuk rasa itu. Disebutkan Kepolisian Victoria bahwa para demonstran dianggap melanggar arahan Kepala Departemen Kesehatan terkait lockdown Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Polisi kecewa bahwa banyak demonstran yang bertindak agresif dan mengancam akan melakukan kekerasan terhadap petugas (kepolisian)," demikian pernyataan Kepolisian Victoria.
Lebih lanjut disebutkan Kepolisian Victoria bahwa seorang pria berusia 44 tahun diyakini menjadi 'penghasut utama' dalam unjuk rasa itu. Pria yang tidak disebut namanya itu telah ditangkap dan diperkirakan akan dijerat dakwaan penghasutan. Rumah pria itu, sebut Kepolisian Victoria, juga akan digeledah.
Video yang menunjukkan unjuk rasa itu menunjukkan polisi antihuru-hara menangkap para demonstran di jalanan, sambil orang-orang yang menonton meneriakkan 'kebebasan'.
Hingga Minggu (13/9) waktu setempat, negara bagian Victoria mencatat 19.835 kasus Corona, dengan 723 kematian. Secara total, menurut data penghitungan Johns Hopkins University (JHU), Australia sejauh ini mencatat 26.692 kasus Corona, dengan 816 kematian.
Tonton video 'Demo Anti-Lockdown di Australia Berakhir Ricuh':