Kecam Perjanjian Damai Bahrain-Israel, Palestina: Ini Tikaman di Punggung!

Kecam Perjanjian Damai Bahrain-Israel, Palestina: Ini Tikaman di Punggung!

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 12 Sep 2020 08:12 WIB
President Donald Trump speaks in the Oval Office of the White House on Friday, Sept. 11, 2020, in Washington. Bahrain has become the latest Arab nation to agree to normalize ties with Israel as part of a broader diplomatic push by Trump and his administration to fully integrate the Jewish state into the Middle East. From left, U.S. Ambassador to Israel David Friedman, Treasury Secretary Steven Mnuchin, Vice President Mike Pence, Trump, Jared Kushner and U.S. special envoy for Iran Brian Hook. (AP Photo/Andrew Harnik)
Presiden AS Donald Trump bersama jajaran pejabat AS di Ruang Oval Gedung Putih (AP Photo/Andrew Harnik)
Ramallah -

Otoritas Palestina mengecam keras perjanjian damai antara Bahrain dan Israel yang baru saja diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Dua pejabat tinggi Palestina menyebutnya sebagai 'tikaman di punggung' bagi perjuangan rakyat Palestina.

Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Sabtu (12/9/2020), Menteri Urusan Sosial di Tepi Barat, Ahmad Majdalani, menyebut perjanjian damai itu sebagai 'tikaman di punggung bagi perjuangan Palestina dan rakyat Palestina', sama seperti perjanjian damai Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel yang diumumkan bulan lalu.

Komentar serupa disampaikan seorang pejabat senior Palestina lainnya, Wasel Abu Yousef. Dia bahkan menyebut perjanjian Bahrain dan Israel itu sebagai 'pengkhianatan' terhadap Palestina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah tikaman lain di punggung bagi perjuangan Palestina, rakyat Palestina dan hak-hak mereka," sebut Abu Yousef.

"Ini pengkhianatan terhadap Yerusalem dan Palestina ... Kami sama sekali tidak melihat pembenaran untuk normalisasi gratis dengan Israel ini," cetusnya.

ADVERTISEMENT

Hamas yang menguasai Jalur Gaza, juga melontarkan kecamannya. Hamas menyebut perjanjian damai Bahrain dan Israel itu sebagai 'agresi' yang menimbulkan 'prasangka serius' terhadap perjuangan Palestina.

Sama seperti perjanjian damai dengan UEA, perjanjian Bahrain-Israel juga mengatur normalisasi hubungan diplomatik, komersial, keamanan dan hubungan lainnya antara kedua negara. Bahrain, bersama Arab Saudi, telah mencabut larangan terbang untuk maskapai Israel di wilayah udaranya.

Dengan perjanjian ini, Bahrain menjadi negara Arab keempat yang menormalisasi hubungan dengan Israel, setelah Mesir, Yordania dan UEA.

(nvc/lir)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads