Polisi Israel Bunuh Warga yang Keliru Dikira Teroris, Netanyahu Minta Maaf

Polisi Israel Bunuh Warga yang Keliru Dikira Teroris, Netanyahu Minta Maaf

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 09 Sep 2020 11:07 WIB
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu announces full diplomatic ties will be established with the United Arab Emirates, during a news conference on Thursday, Aug. 13, 2020 in Jerusalem.  In a nationally broadcast statement, Netanyahu said the β€œfull and official peace” with the UAE would lead to cooperation in many spheres between the countries and a β€œwonderful future” for citizens of both countries. (Abir Sultan/Pool Photo via AP)
Foto: PM Israel Benjamin Netanyahu (Abir Sultan/Pool Photo via AP)
Yerusalem -

Polisi Israel membunuh seorang warga keturunan Arab-Israel yang keliru diidentifikasi sebagai teroris pada tahun 2017. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu meminta maaf atas kesalahan itu.

Dilansir AFP, Rabu (9/9/2020), Netanyahu meminta maaf atas dalih pembunuhan itu. Dia menyampaikan permintaan maaf itu kepada keluarga korban.

"Saya ingin meminta maaf kepada keluarga Al-Qiyan yang ayahnya, seorang warga negara Israel, dibunuh dengan dalih bahwa dia adalah seorang teroris padahal bukan," katanya, Selasa (8/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Selama operasi penangkapan pada Januari 2017 di sebuah desa Badui, polisi Erez Levi dan orang Arab Israel, Yacoub Mussa Abu al-Qiyan, tewas.

Levi tewas dalam "tabrakan mobil" dan pengemudinya ditembak mati sebagai "teroris", kata polisi, sementara penduduk desa mengatakan Qiyan ditembak mati di belakang kemudi mobilnya saat mengemudi dengan kecepatan normal.

Pada Senin (7/9) malam waktu setempat, seorang jurnalis dari televisi Channel 12 Israel menunjukkan dokumen dari penyelidikan internal polisi yang menetapkan bahwa polisi telah salah.

Kepala polisi saat itu, Roni Alcheikh, memilih untuk tidak membeberkan temuan penyelidikan tersebut.

Netanyahu mengatakan dia diyakinkan pada 2017 bahwa petugas polisi tersebut telah menjadi korban tabrakan mobil teroris.

"Saya diberitahu bahwa dia (Qiyan) adalah seorang teroris, dan kemarin kami menemukan bahwa dia bukan teroris, tetapi telah ditetapkan seperti itu oleh jaksa dan polisi yang berusaha untuk menutupi," katanya.

"Pria ini ditetapkan sebagai teroris hanya untuk menghindari polisi yang dinilai tidak bertanggung jawab," kata Netanyahu.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads