Rusia menepis tuduhan yang menyebut pihaknya bertanggung jawab atas diracunnya pemimpin oposisi, Alexei Navalny, yang kini koma di rumah sakit Berlin, Jerman. Rusia menegaskan tidak ada alasan untuk menjatuhkan sanksi kepada pihaknya terkait kasus Navalny yang memicu kemarahan internasional.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (4/9/2020), hal tersebut disampaikan Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia setelah Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengumumkan bahwa Navalny diracun dengan agen saraf Novichok dalam sebuah percobaan pembunuhan. Merkel mendesak Rusia memberikan jawaban atas diracunnya Navalny.
Navalny (44) dikenal sebagai pengkritik Presiden Vladimir Putin dan memiliki kepakaran dalam penyelidikan dugaan korupsi terhadap para pejabat dan elite politik Rusia. Bulan lalu, Navalny diterbangkan ke Jerman setelah jatuh pingsan dalam penerbangan domestik dari Tomsk. Orang dekat dan sekutu Navalny menduga dia diracun saat meminum secangkir teh sebelum naik pesawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan Novichok dalam kasus ini semakin menambah kecurigaan bahwa pemerintah Rusia ikut terlibat. Novichok merupakan agen saraf yang diproduksi secara sintetis yang awalnya dikembangkan Uni Soviet di laboratorium di Uzbekistan, sebelum Uni Soviet runtuh tahun 1991 lalu.
Badan-badan intelijen Barat meyakini Novichok telah disempurnakan menjadi senjata pembunuh yang sukar dideteksi melalui teknik rahasia yang dipraktikkan oleh agen GRU, intelijen militer Rusia, termasuk dengan dioleskan ke gagang pintu. Novichok dapat digunakan dalam bentuk cair maupun padat.
Juru bicara Kremnlin, Dmitry Peskov, menegaskan bantahan Rusia atas tuduhan bahwa pemerintah Rusia ada di balik serangan terhadap Navalny. Peskov memperingatkan negara lain untuk tidak terburu-buru mengambil kesimpulan.
"Tidak ada alasan untuk menuduh negara Rusia. Dan kami cenderung tidak menerima tuduhan apapun terkait ini," tegas Peskov.
Peskov juga menegaskan tidak ada alasan untuk membahas sanksi bagi Rusia. Diketahui bahwa Merkel sebelumnya menyatakan Jerman akan berkonsultasi dengan sekutu-sekutu NATO soal respons terhadap kasus Navalny.
(nvc/rdp)