Kremlin menyatakan Rusia siap bekerja sama secara penuh dengan Jerman terkait kasus yang menimpa pemimpin oposisi Alexei Navalny. Hal ini disampaikan Kremlin usai pemerintah Jerman mengonfirmasi bahwa Navalny diracun dengan agen saraf Novichok.
"Secara umum, kami mengonfirmasi bahwa kami siap dan memiliki kepentingan dalam kerja sama penuh dan pertukaran data atas topik ini dengan Jerman," ucap juru bicara Kremlin atau Kantor Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, kepada wartawan setempat, seperti dikutip RIA Novosti dan dilansir AFP, Kamis (3/9/2020).
Namun Peskov mengeluh bahwa Rusia belum mendapat jawaban dari Jerman atas permintaan berbagi temuan dengan dokter-dokter Jerman soal kondisi Navalny.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia bersikeras menyatakan bahwa sebelum Navalny dievakuasi ke Berlin, Jerman pada 22 Agustus lalu, tim dokter Rusia tidak menemukan jejak racun dalam tubuhnya. Peskov merujuk pada pernyataan awal dokter-dokter yang merawat Navalny di Siberia.
"Sebelum pria yang sakit itu dibawa ke Berlin, seluruh rangkaian tes dilakukan di negara kami sesuai standar internasional, tidak ada jejak racun yang terdeteksi," sebutnya, tanpa menyebut nama Navalny.
Sementara itu, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam Jerman karena tidak memberikan bukti yang mendukung pernyataan bahwa Navalny diracun dengan agen saraf Novichok.
"Kami mendesak mitra kami untuk menawarkan kerja sama penuh dan pertukaran informasi," tegas juru bicara tersebut. Dia mengkritik pengumuman dari Jerman sebagai 'pengumuman publik yang keras tanpa menyajikan fakta sama sekali'.
Pemerintah Jerman dalam pengumuman pada Rabu (2/9) waktu setempat menyatakan bahwa Navalny diracun dengan agen saraf Novichok. Hal itu mendorong Kanselir Jerman, Angela Merkel, untuk menuntut jawaban dari Kremlin.
"Jelas bahwa Alexei Navalny merupakan korban tindak kejahatan," sebut Merkel dalam pernyataannya. "Dia sengaja dibungkam dan saya mengecam ini sekeras mungkin, atas nama pemerintah Jerman," tegasnya.
(nvc/rdp)