Penembakan warga kulit hitam oleh polisi Amerika Serikat (AS) kembali terjadi. Seorang pria keturunan Afrika-Amerika yang baru berusia 18 tahun ditembak mati oleh polisi di Washington DC.
Seperti dilansir AFP, Kamis (3/9/2020), penembakan di Washington DC itu terjadi pada Rabu (2/9) waktu setempat, saat polisi menindaklanjuti sebuah informasi soal senjata api yang disembunyikan di dalam sebuah kendaraan.
"Ketika mereka (polisi-red) mendekati kendaraan itu, beberapa orang di dalam kendaraan melarikan diri dengan berlari. Salah satu petugas (polisi-red) menembakkan senjata api mereka," tutur Kepala Kepolisian Washington DC, Peter Newsham, dalam konferensi pers.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mendapati apa yang kami yakini sebagai seorang pria dewasa yang dibawa ke rumah sakit setempat dan dinyatakan meninggal dunia," imbuhnya.
Newsham menambahkan bahwa polisi menemukan dua senjata api dari 'lokasi tindak kriminal'.
Penembakan pria kulit hitam oleh polisi AS ini terjadi setelah unjuk rasa menentang kebrutalan polisi digelar di berbagai wilayah dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan dua hari sebelumnya, polisi di Los Angeles dilaporkan menembak mati seorang pria kulit hitam yang dilaporkan kedapatan membawa senjata api di antara tumpukan pakaian yang dibawanya saat dia dicegat polisi.
Simak video 'Kecam Rasisme, Ribuan Orang Berkumpul di Washington DC':
Seorang anggota dewan setempat, Trayon White, menyatakan dirinya sudah berbicara dengan ibu dari pria yang ditembak mati polisi di Washington DC.
"Kita telah melihat narasi ini terlalu sering di Amerika, dan sekarang terjadi di dekat kita. Saya telah bicara dengan ibunya sekitar 15 menit lalu dan kami ingin mencari tahu apa yang ada dalam rekaman kamera tubuh (polisi), untuk mencari tahu apakah dia melarikan diri, mengapa dia ditembak," ucap White kepada televisi lokal, WUSA9.
"Beberapa orang mengatakan dia ditembak di depan, beberapa orang mengatakan dia ditembak di belakang," imbuhnya.
Seorang anggota dewan setempat lainnya, Markus Batchelor, menyebut pria yang ditembak mati polisi itu 'baru saja merayakan ulang tahun ke-18'. "Ini tragis. Kita tidak tahu banyak soal situasinya. Tapi, dalam benak saya, ada sedikit alasan bagi seorang pemuda 17 tahun atau 18 tahun untuk terbunuh di kota kita, khususnya jika pria ini tidak bersenjata atau jika dia melarikan diri," tandasnya.