Makin Panas, Erdogan Sebut Pemimpin Yunani dan Prancis Rakus

Makin Panas, Erdogan Sebut Pemimpin Yunani dan Prancis Rakus

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Senin, 31 Agu 2020 13:28 WIB
Presiden Reccep Tayib Erdogan (AFP Photo)
Foto: Presiden Reccep Tayib Erdogan (AFP Photo)
Ankara -

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam para pemimpin Prancis dan Yunani. Erdogan menyebut mereka "rakus dan tidak kompeten" karena menantang eksplorasi energi Turki di Mediterania timur.

Seperti dilansir AFP, Senin (31/8/2020), komentar Erdogan itu disampaikan ketika Turki merayakan kemenangan atas pasukan Yunani selama perang kemerdekaan Turki tahun 1922.

Turki dan Yunani saat ini sedang memperdebatkan ladang gas lepas pantai. Dukungan Prancis untuk Yunani telah membawa hubungan itu ke dalam krisis serius bagi aliansi militer NATO.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Siprus adalah negara ketiga, meskipun jauh lebih kecil, yang bersaing untuk mendapatkan akses ke simpanan energi besar yang telah ditemukan di wilayah Mediterania tersebut.

Erdogan bertanya kepada para perwira yang baru ditugaskan di Ankara: "Apakah orang-orang Yunani menerima apa yang bisa terjadi pada mereka karena pemimpin mereka yang serakah dan tidak kompeten?

"Apakah orang Prancis tahu harga yang akan mereka bayar karena pemimpin mereka yang serakah dan tidak kompeten?"

Tonton video 'Turki Kecam Latihan Perang Yunani':

[Gambas:Video 20detik]



Krisis antara sekutu NATO itu dimulai pada 10 Agustus ketika kapal penelitian Turki Oruc Reis memasuki perairan Yunani, setelah itu kedua belah pihak mulai melakukan latihan angkatan laut. Fregat dan jet tempur Prancis kemudian bergabung dengan pihak Yunani, dan telah membayangi kapal-kapal Turki.

Kapal-kapal dari Siprus, Italia, dan AS juga ikut serta dalam latihan Yunani, sementara AS dan Italia juga telah mengadakan latihan dengan unit Turki.

Turki pada Sabtu (29/8) mengumumkan manuver militer baru di Siprus utara. Wakil Presiden Turki Fuat Oktay juga memperingatkan Yunani untuk tidak memperluas zona pesisirnya ke Laut Ionia sejauh enam mil laut di bawah hukum maritim internasional, dengan mengatakan itu akan menjadi "casus belli" yang dapat menyebabkan konflik bersenjata.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads