Demo Berkepanjangan Selepas Pria Kulit Hitam Jadi Korban Penembakan

Round-Up

Demo Berkepanjangan Selepas Pria Kulit Hitam Jadi Korban Penembakan

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 29 Agu 2020 09:01 WIB
Jacob Blake: Polisi penembak pria kulit hitam AS sebanyak tujuh kali hingga lumpuh, disebutkan namanya
Foto: Demontrasi Jacob Blake (BBC World)
Washington DC -

Insiden penembakan pria kulit hitam bernama Jacob Blake oleh polisi di Wisconsin berbuntut panjang. Aksi brutal polisi ini memicu aksi demonstrasi yang berkepanjangan.

Seperti dilansir AFP, Jumat (28/8/2020), puluhan ribu demonstran diperkirakan akan turun ke jalan-jalan Washington untuk pawai menandai tanggal pidato bersejarah "Saya punya mimpi" dari pejuang hak sipil Martin Luther King.

Aksi demonstrasi itu bertajuk "Lepaskan Lutut Anda," mengacu pada George Floyd, pria kulit hitam yang mati lemas di bawah lutut seorang polisi kulit putih di Minneapolis, yang memicu kerusuhan sipil paling luas di AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Para pekerja menutupi jendela depan toko dengan kayu lapis di pusat kota Washington dan polisi memblokir jalan-jalan - di mana ratusan demonstran berkumpul Kamis (27/8) malam waktu setempat untuk memprotes pencalonan kembali Presiden Donald Trump dari Partai Republik.

Sama seperti protes yang dipicu oleh kematian Floyd, kemarahan muncul kembali pada hari Minggu (23/8) ketika Blake ditembak beberapa kali dari belakang selama konfrontasi dengan polisi di kota Kenosha, Wisconsin.

Blake selamat dan saat ini masih dirawat di rumah sakit, tetapi mungkin tidak akan pernah bisa berjalan lagi, menurut pengacaranya.

Sementara itu, seperti dilansir CNN, Jumat (28/8/2020), paman Blake, Justin Blake, menuturkan bahwa ayah Blake, yang juga bernama Jacob Blake, telah mengunjungi rumah sakit di Wauwatosa, Wisconsin, yang menjadi lokasi perawatan anaknya. Blake dirawat di rumah sakit itu setelah menjalani operasi.

Dituturkan Justin bahwa ayah Blake melihat langsung anaknya yang terbaring tak berdaya, masih harus diborgol di tempat tidur rumah sakit. Hal itu membuat ayah Blake merasa 'pilu' saat melihatnya.

"Ini merupakan sebuah penghinaan terhadap luka-lukanya," tegas Justin kepada CNN. "Dia (Blake-red) lumpuh dan tidak bisa berjalan dan mereka memborgolnya ke tempat tidur. Kenapa?" imbuhnya.

Pihak berwenang mengidentifikasi petugas yang melepaskan tembakan sebagai Rusten Sheskey. Disebutkan bahwa polisi berusaha untuk menangkap Blake dan mencoba untuk melumpuhkannya dengan pistol setrum. Mereka menambahkan bahwa pisau telah ditemukan di mobilnya.

Dalam aksi protes yang diwarnai kekerasan dan kekacauan yang terjadi kemudian, dua orang ditembak mati oleh seorang remaja dengan senapan serbu. Pihak berwenang menangkap seorang remaja berusia 17 tahun terkait pembunuhan tersebut dan mengajukan dakwaan pembunuhan yang disengaja terhadapnya pada hari Kamis (27/8).

Halaman 2 dari 2
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads