Di tengah hubungan panasnya dengan Yunani, Turki justru memperpanjang misi eksplorasi gas Mediterania yang kontroversial. Turki menggelar latihan militer baru ketika isu energi dan perbatasan sedang ramai.
Seperti dilansir AFP, Jumat (28/8/2020), Angkatan Laut Turki menegaskan pihaknya memperpanjang masa tinggal kapal penelitian Oruc Reis dan kapal-kapal perang yang mendampinginya di perairan yang diklaim oleh Yunani.
Kapal-kapal itu akan tetap menjalankan misi eksplorasi gas Mediterania selama lima hari ke depan, atau hingga Selasa (1/9) mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diumumkan juga oleh Angkatan Laut Turki bahwa rencana untuk menggelar 'latihan tembak senjata berat' di tepi wilayah perairannya di sudut timur laut Mediterania akan digelar pada Selasa (1/9) dan Rabu (2/9) mendatang.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar, menyatakan bahwa latihan tembak itu tidak terkait dengan perselisihan Turki dengan Yunani soal akses ke lokasi cadangan gas yang baru ditemukan. Diketahui bahwa cadangan gas itu menawarkan sumber energi baru yang sangat besar bagi Eropa dan bisa memutus ketergantungan pada Rusia.
Namun, Akar juga secara tegas bersumpah akan melanjutkan aktivitas eksplorasi Turki di perairan timur Mediterania 'selama mungkin yang dibutuhkan'. "Kami bertekad untuk melindungi hak-hak kami," tegasnya.
Menanggapi hal ini, Yunani menyebut keputusan Turki untuk memperpanjang upaya penelitian seismik di tenggara Crete, menunjukkan penolakan Turki untuk meredakan krisis yang terjadi.
"Sekali lagi terlihat siapa yang menginginkan de-eskalasi dan siapa yang tidak," sebut sumber diplomatik Yunani yang enggan disebut namanya.