Tank-tank dan pesawat tempur Israel membombardir posisi-posisi kelompok Hamas di Gaza pada Jumat (28/8) waktu setempat. Hamas membalas dengan menembakkan beberapa roket ke wilayah Israel.
Seperti dilansir AFP, Jumat (28/8/2020), ketegangan antara Hamas dan Israel di Gaza telah berlangsung selama tiga pekan terakhir tanpa ada tanda-tanda akan berhenti meskipun ada upaya mediasi internasional.
Sirene peringatan terdengar sebelum fajar pada Jumat (28/8) waktu setempat di wilayah Israel, dekat perbatasan Gaza, saat serangan udara Israel memicu serangan balasan dari Hamas. Sedikitnya enam roket ditembakkan Hamas dari Gaza ke wilayah Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hamas yang menguasai Gaza sejak tahun 2007, menyatakan bahwa roket-roket itu merupakan 'respons langsung terhadap eskalasi penjajah Israel'.
Israel melancarkan gelombang serangan baru sebagai balasan atas serangan roket itu, dengan menargetkan 'posisi tambahan militer Hamas' di Gaza, termasuk 'lokasi pabrik senjata'.
Diketahui bahwa Israel membombardir Gaza nyaris setiap hari sejak 6 Agustus lalu, sebagai respons atas serangan balon api atau balon yang dipasangi peledak dan serangan roket dari Gaza. Serangan balon-balon api, menurut otoritas pemadam kebakaran setempat, telah memicu sedikitnya 400 kebakaran di wilayah Israel bagian selatan.
Tonton juga 'Balas Dendam! Israel Luncurkan Serangan Roket ke Jalur Gaza':
Balon api secara luas dipandang sebagai upaya Hamas untuk meningkatkan persyaratan gencatan senjata informasi, di mana Israel berkomitmen untuk meringankan blokade Gaza selama 13 tahun dengan imbalan ketenangan di perbatasan.
Namun sejauh ini, respons Israel justru semakin memperketat blokade. Israel melarang nelayan Gaza untuk melaut dan menutup perlintasan perbatasan untuk barang dengan Gaza, yang memicu penutupan satu-satunya pembangkit listrik Gaza karena kekurangan bahan bakar.
Sebuah delegasi dari Mesir telah berupaya menengahi Israel dan Hamas agar bisa tercapai kesepakatan gencatan senjata terbaru. Pekan ini, utusan Qatar untuk Gaza, Mohammed el-Emadi, ikut bergabung dengan mengantarkan bantuan sebesar US$ 30 juta untuk Gaza sebelum menggelar pembicaraan dengan pejabat Israel di Tel Aviv.
Sumber-sumber yang dekat dengan delegasi Qatar menyebut Israel menyatakan bersedia membuka kembali akses pengantaran bahan bakar dan meringankan blokade jika serangan balon api dari Gaza dihentikan.