Unjuk rasa memprotes penembakan seorang pria kulit hitam bernama Jacob Blake oleh polisi masih digelar di Kenosha, Wisconsin, Amerika Serikat (AS). Namun sebagian unjuk rasa digelar secara damai, setelah sebelumnya diwarnai bentrokan dan kerusuhan.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (27/8/2020), unjuk rasa yang digelar pada Rabu (26/8) malam hingga Kamis (27/8) dini hari diwarnai aksi long-march, dengan beberapa demonstran mengendarai mobil masing-masing sambil membunyikan klakson dalam aksinya.
Laporan media-media lokal menyebut kebanyakan unjuk rasa di Kenosha pada sehari terakhir berlangsung damai, yang tentu sangat bertentangan dengan tiga hari sebelumnya yang diwarnai bentrokan sengit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak ada kelompok-kelompok tertentu yang melakukan patroli mandiri dengan menenteng senapan laras panjang, seperti yang terjadi semalam sebelumnya atau pada Selasa (25/8) malam waktu setempat.
Para demonstran juga menjauhi gedung pengadilan Kenosha yang menjadi lokasi bentrokan sengit dengan polisi pada malam-malam sebelumnya.
Seorang remaja kulit putih berusia 17 tahun ditangkap pada Rabu (26/8) waktu setempat, setelah dua orang tewas ditembak dalam unjuk rasa pada Selasa (25/8) malam di Kenosha. Remaja yang diidentifikasi bernama Kyle Rittenhouse itu dijerat dakwaan pembunuhan dengan sengaja oleh otoritas setempat.
Menindaklanjuti kematian dua demonstran akibat penembakan saat unjuk rasa, Gubernur Wisconsin, Tony Evers, memberikan wewenang bagi pengerahan 500 personel Garda Nasional ke wilayah Kenosha. Ditambahkan Evers bahwa dirinya sedang berdiskusi dengan beberapa negara bagian lainnya soal pengerahan personal tambahan Garda Nasional dan penegak hukum.
Jam malam mulai pukul 19.00 waktu setempat juga diberlakukan di Kenosha, meskipun banyak diabaikan oleh para demonstran.
(nvc/ita)